Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Ban Sepeda Bagian belakang Mendadak Kempes

[Artikel 28#, kategori sepeda] Untung saja keluar rumah bukan saat mau berangkat futsal. Bisa kacau jadinya. Pagi hari ketika ban sepeda mendadak kempes, apesnya setelah diperiksa di bengkel ternyata sangat parah.

Kamis pagi (27/1), niat hati ingin berbelanja kebutuhan, malah harus ikut antri di bengkel sepeda dekat rumah. Sudah ngantri, tidak ada tempat duduk pula. Terpaksa berdiri cukup lama.

Ban luar bolong

Kempes yang diderita sepeda ternyata dampaknya bukan saja karena bocor ban dalam saja, namun juga ban luar yang saat diperiksa malah bolong.

Bisa dikatakan ban luar memang sudah kondisi buruk. Entah kenapa saya baru menyadarinya. Saya memang buruk untuk merawat terhadap barang-barang yang cukup lama dipakai.

Kondisinya harus diganti

Bengkel yang sekarang berbeda dengan bengkel yang dulu. Semenjak tutup, andalan saya memang di sini. Si mbah, begitu sapaan saya setiap bicara. Dari segi umur memang bisa dikatakan sudah sangat senior, maka sapaan si mbah sudah seharusnya diucapkan.

Menurut si mbah, ban sepeda bisa diakali dulu. Namun setelah itu, segera diganti dengan ban luar yang baru.

Saat memikirkan uang yang dikeluarkan, saya jadi menyesal karena tidak pernah punya dana cadangan untuk sepeda. Jadinya pusing sendiri kala uang di saku sudah menjadi batu, alias uang logam keras yang tidak seberapa.

...

Ada-ada saja tantangan menjelang akhir bulan. Yang dipikir mulus, malah menjadi beban dari stimulus. Sudahlah, mari memikirkan dana darurat untuk kejadian di masa depan yang kurang lebih sama.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh