Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Tersingkir Dari Babak 16 Besar UCL, MU Puasa Gelar Lagi

[Artikel 103#, kategori MU] Seperti sebuah prediksi, main Manchester United semenjak era Rangnick juga masih sama seperti saat Ole jadi pelatih. Hari ini menang, besok kalah, dan esoknya menang. Begitu seterusnya, dan wajar pertandingan melawan Atletico Madrid saya sangat pesimis meski dimainkan di kandang sendiri.

Rabu dini hari (16/3/22), demi menyaksikan pertandingan lanjutan liga Champions, saya rela memangkas jam tidur. Padahal pulang futsal jam setengah 11 dan baru tidur setengah 12. Kurang dari 4 jam sebelum pertandingan dimulai (03.00 wib).

Permainan yang membosankan

Setelah rela bangun lebih awal, telat juga ternyata menyalakan televisi, menyaksikan jalannya pertandingan terasa hambar. Permainan seolah tidak menarik meski saya tahu para pemain terus berusaha.

Kapten masih dimainkan oleh pelatih, padahal sudah beberapa kali melakukan blunder. Kalau gini, mudah mencari penyebab MU gagal lolos nantinya. Keputusan ada di tangan pelatih, maka ia yang seharusnya bertanggung jawab.

Yang diprediksi akhirnya benar-benar kenyataan. Atletico mencetak gol sebelum babak pertama berakhir dan itu sangat mudah sampai-sampai De Gea tidak banyak bereaksi.

Gagal lolos

Akhirnya saya mematikan televisi juga meski bisa menghemat kuota yang biasanya nonton streaming. Gimana lagi, pesimis itu semakin membesar. Dan tim juga tidak berkembang sama sekali.

Masuknya Juan Mata yang sama sekali jarang dimainkan saya pikir bisa memberikan perbedaan. Nyatanya sama juga. Saya menyukai Mata, apalagi dia adalah pemain senior.

Sambil bekerja, mata saya tetap menatap layar. Menyedihkan memang melihat pertandingan, tapi saya tetap menontonnya lewat handphone (streaming).

Prit.... tanda bunyi peluit wasit berbunyi. Pertandingan berakhir dengan skor tetap 1-0 untuk keunggulan Atletico Madrid. Ada apa dengan tim hari ini?

...

Sebagai tim besar dan punya pengaruh luar biasa, linimasa seperti biasa membicarakan Manchester United. Namun ada kata terselip diantara daftar trending, yakni nama Mourinho.

MU terakhir kali juara ternyata pada saat diasuh oleh Mourinho. Sudah 5 tahun berlalu, dan MU masih saja sulit memegang piala. Menyedihkan! Praktis tahun ini tidak ada satu pun gelar yang diraih.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Halo, Mei 2024