Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Tersingkir Dari Babak 16 Besar UCL, MU Puasa Gelar Lagi

[Artikel 103#, kategori MU] Seperti sebuah prediksi, main Manchester United semenjak era Rangnick juga masih sama seperti saat Ole jadi pelatih. Hari ini menang, besok kalah, dan esoknya menang. Begitu seterusnya, dan wajar pertandingan melawan Atletico Madrid saya sangat pesimis meski dimainkan di kandang sendiri.

Rabu dini hari (16/3/22), demi menyaksikan pertandingan lanjutan liga Champions, saya rela memangkas jam tidur. Padahal pulang futsal jam setengah 11 dan baru tidur setengah 12. Kurang dari 4 jam sebelum pertandingan dimulai (03.00 wib).

Permainan yang membosankan

Setelah rela bangun lebih awal, telat juga ternyata menyalakan televisi, menyaksikan jalannya pertandingan terasa hambar. Permainan seolah tidak menarik meski saya tahu para pemain terus berusaha.

Kapten masih dimainkan oleh pelatih, padahal sudah beberapa kali melakukan blunder. Kalau gini, mudah mencari penyebab MU gagal lolos nantinya. Keputusan ada di tangan pelatih, maka ia yang seharusnya bertanggung jawab.

Yang diprediksi akhirnya benar-benar kenyataan. Atletico mencetak gol sebelum babak pertama berakhir dan itu sangat mudah sampai-sampai De Gea tidak banyak bereaksi.

Gagal lolos

Akhirnya saya mematikan televisi juga meski bisa menghemat kuota yang biasanya nonton streaming. Gimana lagi, pesimis itu semakin membesar. Dan tim juga tidak berkembang sama sekali.

Masuknya Juan Mata yang sama sekali jarang dimainkan saya pikir bisa memberikan perbedaan. Nyatanya sama juga. Saya menyukai Mata, apalagi dia adalah pemain senior.

Sambil bekerja, mata saya tetap menatap layar. Menyedihkan memang melihat pertandingan, tapi saya tetap menontonnya lewat handphone (streaming).

Prit.... tanda bunyi peluit wasit berbunyi. Pertandingan berakhir dengan skor tetap 1-0 untuk keunggulan Atletico Madrid. Ada apa dengan tim hari ini?

...

Sebagai tim besar dan punya pengaruh luar biasa, linimasa seperti biasa membicarakan Manchester United. Namun ada kata terselip diantara daftar trending, yakni nama Mourinho.

MU terakhir kali juara ternyata pada saat diasuh oleh Mourinho. Sudah 5 tahun berlalu, dan MU masih saja sulit memegang piala. Menyedihkan! Praktis tahun ini tidak ada satu pun gelar yang diraih.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun