Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Bayarin Hutang Orang Lain

[Artikel 20#, kategori keluarga] Saya tak pernah berharap dan tidak ingin berhutang dengan kondisi apapun saat ini. Bahkan, 5 tahun belakangan saya bebas hutang. Namun entah kenapa memasuki tahun 2022, malah saya bayarin hutang orang lain.

Begitu mudah sekali uang yang saya simpan itu melayang. Padahal hasil jerih payah dari blog. Apalagi tidak mudah mendapatkan penghasilan dari blog yang tidak begitu mengandalkan adsen. Mau gimana lagi, demi keluarga.

Bayarin hutang

Saya mengerti mengungkapkan ini terasa buruk dimata orang lain. Tapi, tujuan saya menulis ini untuk mengingat kembali saat saya sudah berada di masa depan.

Halo, saya dari masa depan. Perjuanganmu hari ini semoga terbalas dan kamu baik-baik saja. Tidak apa-apa, lagian ini juga demi keluarga.

Apa yang terjadi? Saya mau nggak mau bayarin hutang yang tidak saya lakukan. Marah sekali rasanya pada diri sendiri.

Saya pikir hidup saya aman karena tidak terbelenggu hutang, eh malah tetap saja saya yang ikut berjuang. Tahu gitu di umur sekarang, saya tidak akan sia-siakan masa muda yang masih begitu polos soal uang.

Entah sampai kapan saya harus ikut berjuang karena hutang orang lain. Apakah kehidupan sebelumnya saya memiliki kesalahan sehingga harus menderita sekarang? Atau ini hanya cara Tuhan saja memberi cobaan. Semoga saja.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat