Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Bayarin Hutang Orang Lain

[Artikel 20#, kategori keluarga] Saya tak pernah berharap dan tidak ingin berhutang dengan kondisi apapun saat ini. Bahkan, 5 tahun belakangan saya bebas hutang. Namun entah kenapa memasuki tahun 2022, malah saya bayarin hutang orang lain.

Begitu mudah sekali uang yang saya simpan itu melayang. Padahal hasil jerih payah dari blog. Apalagi tidak mudah mendapatkan penghasilan dari blog yang tidak begitu mengandalkan adsen. Mau gimana lagi, demi keluarga.

Bayarin hutang

Saya mengerti mengungkapkan ini terasa buruk dimata orang lain. Tapi, tujuan saya menulis ini untuk mengingat kembali saat saya sudah berada di masa depan.

Halo, saya dari masa depan. Perjuanganmu hari ini semoga terbalas dan kamu baik-baik saja. Tidak apa-apa, lagian ini juga demi keluarga.

Apa yang terjadi? Saya mau nggak mau bayarin hutang yang tidak saya lakukan. Marah sekali rasanya pada diri sendiri.

Saya pikir hidup saya aman karena tidak terbelenggu hutang, eh malah tetap saja saya yang ikut berjuang. Tahu gitu di umur sekarang, saya tidak akan sia-siakan masa muda yang masih begitu polos soal uang.

Entah sampai kapan saya harus ikut berjuang karena hutang orang lain. Apakah kehidupan sebelumnya saya memiliki kesalahan sehingga harus menderita sekarang? Atau ini hanya cara Tuhan saja memberi cobaan. Semoga saja.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh