Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Adaptasi Lagi?

[Artikel 41#, kategori rumah] Lama tidak merasakan perasaan ini lagi. Dan karna perasaan ini, mungkinkah saya harus memikirkan kembali bagaimana bila saya pergi. Mencari tempat baru, dengan dunia yang hanya menyatu dengan saya. Sehingga tidak memikirkan betapa tidak enaknya menjalani aktivitas yang sudah jadi rutinitas.

Saya bingung dengan suasana yang biasanya mata saya memandang dengan normal, mendadak berubah drastis. Lebih bersih, tapi sedikit berantakan karena pekerjaannya belum selesai.

Katanya jangan menggangu wanita yang sedang berbenah, kecuali ia meminta bantuan. Lalu, biarkan saja ia dengan pikirannya mengabulkan apa yang ingin diusahakannya.

Adaptasi lagi?

Perasaan saya mendadak tidak enak. Membayangkan masa lalu ketika awal-awal datang ke Ibu Kota Jawa Tengah. Saya kapok jatuh kesekian kalinya karena mata saya tertipu oleh kecantikan seorang wanita.

Benar, cantik itu terkesan baik dan nyenangin. Namun saking polosnya saya pada waktu itu, kesan yang ditampilkan ternyata palsu. Waktu menunjukkan siapa sebenarnya seseorang. Bukan hanya teman, tapi juga pasangan hingga orang yang dikenal.

Entah, kenapa perasaan itu datang. Tempat yang biasa ditinggali bertahun-tahun mendadak sekejap mata berubah jadi kurang menyenangkan.

Apakah saya harus beradaptasi lagi? Terasing di rumah yang saya anggap kemewahan karena tinggal sendirian. Perlukah saya bertahan, atau harus keluar mencari tempat baru?

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh