Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Cedera Lama Kambuh Lagi

[Artikel 101#, kategori futsal] Baru saja selesai liburan (satu minggu karena lebaran), malah cedera kambuh lagi dibagian engkel kaki. Nasib, padahal baru main beberapa puluh menit. Terpaksa menepi dan membiarkan waktu selesai.

Selasa malam (10/5), futsal pertama di bulan Mei, perasaan menggebu-gebu ingin bermain sangat besar. Tiba lebih awal, bukan berarti tak ada pemain yang lebih dulu datang. Beberapa rekan ternyata sudah ada di dekat lapangan.

Setelah memakai semua peralatan, ada perasaan yang mengganjal. Bagian pergelangan kaki kenapa terasa nyeri. Karena main jadi kiper, saya menghiraukan rasa nyeri itu.

Cedera lama

Akhirnya setelah beberapa kali bermain, bagian kaki yang nyeri tadi sangat terasa sakit. Lokasinya tepat di bawah mata kaki, di mana cedera ini pernah kena dan sempat bengkak lama. Tapi kenapa malah datang lagi.

Apakah karena nyeri ini, main saya kurang optimal? Dari tadi, bola terus masuk tanpa terhalang. Salah satu rekan juga mengatakan hal yang seolah saya kurang konsentrasi.

Setelah permainan usai, saya memutuskan menepi dan melepaskan kaos kaki. Ya, itu benar-benar terasa nyerinya. Waktu main padahal masih 1 jam, andai tidak cedera, saya merasa menyia-nyiakan waktu saja.

...

Pada akhirnya saya memutuskan rehat dulu. Hari kamis besok, sepertinya tidak main dulu. Beberapa orang juga menganjurkan saya istirahat selama 1 bulan. Lemes langsung kalau benar-benar 1 bulan. Apakah harus awal bulan Juni saya kembali ke lapangan?

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya