Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Cedera Lama Kambuh Lagi

[Artikel 101#, kategori futsal] Baru saja selesai liburan (satu minggu karena lebaran), malah cedera kambuh lagi dibagian engkel kaki. Nasib, padahal baru main beberapa puluh menit. Terpaksa menepi dan membiarkan waktu selesai.

Selasa malam (10/5), futsal pertama di bulan Mei, perasaan menggebu-gebu ingin bermain sangat besar. Tiba lebih awal, bukan berarti tak ada pemain yang lebih dulu datang. Beberapa rekan ternyata sudah ada di dekat lapangan.

Setelah memakai semua peralatan, ada perasaan yang mengganjal. Bagian pergelangan kaki kenapa terasa nyeri. Karena main jadi kiper, saya menghiraukan rasa nyeri itu.

Cedera lama

Akhirnya setelah beberapa kali bermain, bagian kaki yang nyeri tadi sangat terasa sakit. Lokasinya tepat di bawah mata kaki, di mana cedera ini pernah kena dan sempat bengkak lama. Tapi kenapa malah datang lagi.

Apakah karena nyeri ini, main saya kurang optimal? Dari tadi, bola terus masuk tanpa terhalang. Salah satu rekan juga mengatakan hal yang seolah saya kurang konsentrasi.

Setelah permainan usai, saya memutuskan menepi dan melepaskan kaos kaki. Ya, itu benar-benar terasa nyerinya. Waktu main padahal masih 1 jam, andai tidak cedera, saya merasa menyia-nyiakan waktu saja.

...

Pada akhirnya saya memutuskan rehat dulu. Hari kamis besok, sepertinya tidak main dulu. Beberapa orang juga menganjurkan saya istirahat selama 1 bulan. Lemes langsung kalau benar-benar 1 bulan. Apakah harus awal bulan Juni saya kembali ke lapangan?

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh