Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Lolos Ke Final Liga Champions Dengan Dramatis

[Artikel 21#, kategori Real Madrid] Saya akui, saya sempat menyerah melihat pertandingan Real Madrid melawan Manchester City hingga pertengahan babak kedua. Plus, gol Mahrez yang seolah mengatakan sudahlah, cukup di sini saja. Namun apa yang terjadi, ini diluar prediksi. Saya menjadi gilak sendiri.

Kamis dini hari tanggal cantik 5/5/22, pertandingan terus dilanjutkan hingga babak tambahan waktu. Rencana bersepeda yang sudah diniatkan rasanya bisa gagal kalau gini. Ini udah jam 4 dini hari lebih, duh gimana. 

Secara agregat, City menang telak. Menurut saya, tim yang bisa ngalahin Madrid, pasti juara. Menyerahkan kuping lebar ke City mungkin adalah hal terbaik, mengingat mereka memiliki ambisi besar untuk meraih gelar pertama di Eropa.

Ambisi vs Mental

Rodrygo masuk di menit 68 menggantikan Kross. Pemain yang punya keberuntungan luar biasa ini seakan menjadi mata air di gurun pasir. Saya harap ia kembali menjadi kartu AS, pembeda pertandingan.

Dan benar saja, dua golnya dalam beberapa menit membuat pertandingan dilanjutkan hingga babak tambahan waktu. Suasana menggila, timeline Twitter ikut bergemuruh. Saya sampai terus meretweet akun-akun yang turut bahagia.

Ambisi City kali ini terkubur kembali. Dan pemenang adalah mereka yang punya mental kuat untuk tetap bertahan dan tenang dalam menghadapi setiap masalah.

Pinalti

Andil pemain pengganti bukan hanya saja milik Rodrygo. Satu nama diantara nama yang turut ambil bagian adalah Camavinga, pemain yang dianggap masa depan Madrid untuk menggantikan trio MCK (Modric, Casemiro dan Kross).

Yang menarik dari keputusan Ancelotti kali ini adalah mengganti trio MCK. Apakah sudah bisa dilepas, tidak perlu digendong lagi. Di sana, ada Modric yang mungkin punya visi yang bisa mengubah pertandingan.

Dan menit ke-95, Benzema mendadak jatuh di dalam kotak pinalti. Ya, wasit langsung menghukum Manchester City dengan tendangan pinalti.

Golllll..... suasana gemuruh penonton terasa sampai rumah. Dan momen itu adalah bagaimana cara membunuh secara langsung peluang City untuk lolos ke final.

...

Ini adalah pertandingan luar biasa. Madrid kembali melanjutkan pertandingan dengan comeback. PSG, Chelsea dan kini giliran Manchester City. Saya tidak akan melupakan momen penting ini.

Hala Madrid!!

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya