Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Real Madrid Juara Liga Champions Ke-14

[Artikel 22#, kategori Real Madrid] Saya bangga dengan diri saya sendiri hari ini karena jadi saksi bagaimana Real Madrid mengangkat trofi. Suka cita, perasaan senang dan bahagia, serta merasa lega. Bukan hanya tentang meraih, tapi melihat bagaimana perjalanan perjuangan tim yang menyelesaikan satu demi satu (mengalahkan lawannya). Selamat buat tim, selamat buat anak-anak Real Madrid! Hala Madrid!!

Sukses merengkuh juara Liga, Real Madrid kembali sukses mengawinkannya dengan trofi Liga Champions. Lawannya adalah Liverpool, masih dari klub yang datang dari Inggris. Semua prediksi masih menempatkan klub Jurgen Klopp sebagai juara.

Diremehkan

Ada cerita menarik sepanjang kompetisi yang mengikuti Real Madrid musim ini di Liga Champions. Vinicius dan kawan-kawan yang banyak diremehkan. Apalagi perjalanan mereka tidak mudah dan membawa skuad yang dianggap tua dan pemain muda yang tidak berpengalaman.

Lalu, ada isu tentang miskin taktik yang disematkan kepada Carlo Ancelotti oleh pengamat sepak bola Indonesia. Ketika Real Madrid juara, pengamat tersebut akhirnya kena bully secara nasional. Entah apakah itu akan membuatnya jera atau malah makin merajela.

Mental juara

Pertandingan Liga Champions kali ini disiarkan Minggu dini hari akhir bulan Mei atau tanggal 29 Mei 2022. Bukan hari biasanya yang ditayangkan tiap tengah pekan. Mungkin momen biar lebih ramai.

Saya sendiri sukses bangun satu jam sebelumnya. Syukurlah tidak ketinggalan. Sebenarnya diajak nonton bareng di luar oleh orang rumah yang beberapa hari ini sudah ada di Semarang. Saya lebih menikmatinya sendiri saja, toh lebih nyaman.

Kick off akhirnya dimulai setelah waktu molor dari yang dijadwalkan. Banyak suporter yang masih belum masuk stadion ternyata.

Tidak ada tambahan waktu, tidak ada pinalti. Real Madrid sukses mengunci juara dari kaki seorang Vinicius yang sukses menyempurnakan umpan deras dari Valverde.

Bisa dikatakan, mental juara yang masih dianut pemain senior jadi pembeda. Apalagi ini Real Madrid yang sudah membuktikan tiap bertanding di final, selalu juara.

Kegembiraan yang luar biasa tentunya yang dirasakan semua penggemar Real Madrid. Mereka sadar diri dengan kekurangan tim, sampai final saja sudah bangga. Apalagi juara. Euforia yang kali ini lebih dramatis ketimbang beberapa final sebelumnya.

Selamat sekali lagi, Real Madrid!

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Half Girlfriend, Film India Tentang Pria yang Jatuh Cinta dan Tidak Mau Menyerah

Kembali ke Jogja: Pulang