Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Lauk Telur Asin

[Artikel 13#, kategori kuliner] Telur asin entah sejak kapan jadi salah satu makanan favorit, apalagi teman untuk nasi. Rasanya yang asin tidak perlu diperdebatkan. Namun entah kenapa sensasinya selalu berbeda bila sekedar makan yang sama-sama rasa asin.

Minggu ketiga bulan Mei, saya memutuskan membeli telur asin untuk teman sehari-hari lauk makan saya. Selain sudah lama tidak makan juga, mode hemat saya berjalan lagi.

Sehari 5 ribu dan seminggu 35 ribu, saya harus memutar otak agar bisa komit dengan apa yang saya tanamkan beberapa tahun belakangan.

10 ribu 

Rencananya pagi ini, mumpung libur eh selalu libur (16/5), saya akan membeli telur asin. Tempat yang saya cari adalah tempat sayur, bukan minimarket meski lebih komplit biasanya.

Harga telur asin entah kenapa lebih mahal dari mie bungkus. Saya beli 10 ribu rupiah hanya dapat 3 butir telur asin. Sedangkan kalau beli mie bungkus, saya bisa dapat 4 bungkus. Ya, begitulah. 

Dengan 3 butir telur asin ini, saya ingin menikmatinya selama 3 hari ke depan. Satu butir dibuat 2 kali makan, artinya satu telur dibagi separuh.

...

Entah kenapa saya melihat diri sendiri seolah menderita. Saya tahu itu, tapi saya menikmatinya dan terus berusaha untuk terus kreatif. Memanfaatkan apa yang ada dan bersyukur bahwa saya masih ada di dunia ini.

Bersyukurlah kalau kamu lebih baik dari saya.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya