Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Rendang: Rezeki Bulan Ini

[Artikel 34#, kategori rumah] Rezeki memang nggak melulu soal uang, bisa saja makanan. Saya bersyukur minggu ini ketika pemilik rumah datang dan juga membawa makanan yang sudah dibungkus dengan rapi dari Kota Samarinda. Setelah beberapa waktu menghabiskan makanan hanya dengan mie dan telur atau beli di warteg, kali ini ada suasana yang berbeda.

Minggu kedua bulan November, yang datang kali ini adalah si sulung. Entahlah kenapa ia meninggalkan istrinya yang tengah mengandung ke sini karena katanya akan mengikuti kompetisi biliar di Kota Semarang.

Sebagai salah satu orang yang mengerti hiruk pikuk Ibu Kota Jawa Tengah, saya pikir ia juga merindukan teman-teman dan dunianya saat masih berstatus single. Pria, terkadang seperti wanita yang ingin melakukan semuanya sendiri atau me time.

Rendang

Biarlah si pemilik rumah dengan kehidupannya yang katanya akan seminggu lebih di sini. Yang harus saya awasi adalah makanan yang dibawanya. 

Rendang buatan si Ibu pemilik rumah memang selalu terbaik. Apalagi sudah lama tidak makan makanan mewah seperti ini. 

Jujur, meski lebih enak dihangatin dengan kompor, saya lebih menyukai makanan dingin. Rendang yang dibungkus plastik hanya perlu dipindahkan ke dalam mangkuk.

Kebiasaan saya, makanan tersebut langsung ditaruh di dalam kulkas dan dibiarkan di sana. Namun karena yang hidup di rumah bukan hanya saya saja, terkadang makanan ada yang memanaskannya lagi.

Biarlah, yang pasti saya seminggu ini bakal makan enak pokoknya. Meski itu hanya rendang plus nasi, tiap gigitan dagingnya yang bercampur bumbu, itu adalah kelezatan hakiki.

Haha..saya norak memang. Mau gimana lagi, sekian waktu tanpa makanan mewah, seperti pria desa yang baru nyampe kota.

...

Terima kasih rezekinya, Tuhan. Terkadang saya menginginkan uang bila boleh ditukar, tapi adanya rendang, saya juga tak bisa menolaknya sebagai bagian rezeki yang datang.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Half Girlfriend, Film India Tentang Pria yang Jatuh Cinta dan Tidak Mau Menyerah

I Will Never Let You Go, Drama China Kolosal Tentang Putri Pengemis dan Pangeran Bertopeng