Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Kamu Harus Bayar Saya

[Artikel 142#, kategori dotsemarang] Saya dilema bila bicara tentang bloger sebagai pekerjaan. Perjuangan untuk sampai sini bukan setahun dua tahun atau lima tahun. Belasan tahun malah, tapi toh tetap dilema. Ngeblog buat saya tidak lagi sekedar hobi masalahnya.

Saya tahu branding yang saya bangun mungkin sedikit tergeser karena sebagian orang menganggap dotsemarang seolah dikelola banyak orang dan mirip media online.

Karena branding ini, terkadang orang-orang memanfaatkan celah atas nama lokal. Apalagi nama dotsemarang lokal banget dengan namanya yang ada Semarangnya. Juga ditambah, konten yang diangkat kebanyakan memang tentang Ibu Kota Jawa Tengah.

Bayar saya

Pengalaman saya sudah sangat panjang, dan sudah mengerti gimana memperlakukan brand lokal yang terkadang ucapan selamat dan terima kasih adalah poin tertinggi dalam kehidupan.

Namun sekarang, saya ingin bilang bahwa saya butuh uang. Jangan mentang-mentang apa yang saya lakukan luar biasa, apresiasinya dari dulu sampai sekarang masih ucapan terima kasih.

Mendadak saja dilema ini datang kala selesai acara yang harus menggunakan konsep webinar. Durasi waktunya juga tidak main-main, dua jam. 

Ya, itu menggunakan kuota data yang saya pakai. Belinya pakai uang saya dan kudu hemat-hemat memakainya. Apa susahnya mengeluarkan biaya pengganti kuota saya.

Toh, informasi yang diberikan kepada saya, sudah saya bawa ke semua salurang dotsemarang. Dari blog, media sosial dan lainnya.

Ini tahun 2021, ayo berubah. Jangan samakan dotsemarang dengan cara kerja pewarta atau wartawan yang punya gaji bulanan dari perusahaan media mereka. Tidak masalah mereka tidak dibayar, toh akses internet mereka dijamin.

Saya gemes sendiri jadinya. Belasan tahun menjadikan blog sebagai pekerjaan utama, masih saja diperlakukan sama.

Mungkin bila brand yang sudah akrab dan sudah bekerja sama bertahun-tahun, saya mungkin maklum. Ini baru, tapi inginnya lebih sekedar membuat haru.

...

Saya bukan mata duitan atau meng-eksklusifkan diri. Banyak kegiatan atau acara yang tak perlu membayar saya untuk saya angkat di dotsemarang.

Hanya saja, ini sudah tahun 2021. Jangan lagi hanya ucapan terima kasih dan memberikan goodie bag yang isinya juga tidak bisa menambah kuota internet saya. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat