Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Mendadak Makan Mewah

[Artikel 14#, kategori kuliner] Tidak seperti apa yang kamu bayangkan tentang saya yang terlihat menderita. Terkadang saya juga bisa merasakan kemewahan dan saat itu rasanya luar biasa. Tanpa disangka, saya dihubungi seseorang dan malah disuruh makan makanan yang saya anggap sangat mewah.

Saya gelisah, mau ngajak siapa untuk slot sisa dari undangan tempat makan yang saya terima kemarin. Apalagi makanan Jepang, saya tahu brand ini dan juga pernah saya kunjungi tahun 2021. 

Pada nggak bisa

Tentu yang saya ajak ini adalah perempuan. Saya tidak suka mengajak laki-laki karena porsinya juga hanya untuk berdua 😋. Kalau ramai-ramai lebih dari 5 orang sih, tidak masalah.

Hari H yang disepakati ternyata dibatalin beberapa jam sebelum pergi. Ternyata dia masih ada aktivitas dan posisinya juga tidak sedang di Kota.

Alternatifnya, saya mengajak yang lain. Saya tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk menikmati hidangan dengan sendirian, meski bila tidak jadi pun tidak masalah.

Sial, sama juga dia nggak bisa. Sepertinya komitmen dengan kekasihnya begitu besar sekarang. Padahal sebelum-sebelumnya, ia masih bisa diajak jalan. Perempuan, ngaku setia saat mereka bahagia. Namun saat bad mood, mereka mencari alasan untuk menghilangkan.

Makan mewah

Yasudahlah, saya pergi ke cabang kedua resto yang bernama Katsunyaka di Tembalang. Imajinasi saya masih cabang pertama yang ada di Pleburan, yaitu bisa makan di tempat. Ternyata salah, itu pesan langsung bawa pulang.

Saya tahu di sana hanya melayani takeaway sebenarnya, namun melihat info di google map, kirain bisa. Syukurlah dia tidak jadi ikut, bakal canggung suasananya nanti.

Ada 2 makanan yang diberikan, plus tambahan lain seperti sup dan puding. Postingannya sudah dirilis di blog dotsemarang, klik di sini jika penasaran. Ini makanan mewah untuk saya secara pribadi yang biasanya hanya mengandalkan uang 5 ribu dalam sehari.

Tidak menyangka bisa berubah juga situasinya. Seperti roda berputar, terkadang ada di atas dan terkadang di samping atau di bawah. Saya menikmati semuanya dan bersyukur bahwa saya mengalaminya.

...

Mungkin kamu juga pernah mengalami, titik bawah dan besoknya di atas. Saya mengerti, itu adalah perjuangan dan harus tetap waras. Pesan saya, bertahanlah. Tuliskan bila perlu bagaimana diri kita berada di titik bawah. 

Terkadang itu menyenangkan kala ingatan tetap ada, meski ingin dilupakan saja.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya