Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Hujan Turun Mendadak

[Artikel 24#, kategori keluarga] Hujan tiba-tiba saja memecah kesunyian saat tubuh berkata ingin lekas tidur. Apalagi ada Real Madrid main dini hari nanti. Seperti sebuah pertanda, hujan kali ini tidak biasa. Lalu, mendadak suara telpon berbunyi. 

Saudara menelpon jika wanita terkuat itu akhirnya tidak merasakan sakit lagi. Suaranya yang rintih dan terdengar beberapa tangisan disebelahnya, seperti alur yang mudah ketebak karena hujan yang mendadak tadi. Semacam feeling.

Saya tidak bisa menangis, aneh sebenarnya. Namun perasaan saya malah lega karena wanita terkuat itu kini tidak perlu merasakan sakit lagi. Kata ikhlas adalah kunci dari perasaan malam itu.

Baru saja pulang dan berharap akan dapat kabar baik, terpaksa kembali lagi. Saya sudah setuju dan memberi izin kepada pendampingnya yang ingin segera mengebumikan.

Saya memikirkan bagaimana keadaan saudara-saudara lainnya, khususnya si bungsu (kandung). Mungkin dia paling terpukul dengan kejadian ini. Rasa sayang yang luar biasa membuatnya mengorbankan segalanya.

🕘 21.05 wib

Thanks, Mah! 
Allah lebih mencintaimu. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat