Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Menghilang

[Artikel 76#, kategori rumah] Ada kegembiraan yang muncul meski itu hal sederhana sebenarnya. Sepertinya akan sedikit menghemat pengeluaran bulan ini. Saya membiarkannya beberapa hari, dan ini sudah waktunya beras yang terlihat beberapa hari di sudut rumah, akhirnya saya masukkan juga ke tempat biasanya.

Fiuh! Menghela nafas dengan senyum sumringah. Saya tidak sabar untuk menariknya yang biasanya berbunyi lalu muncul beras sebanyak segenggam di tangan. Biasanya saya menariknya 2 kali, lumayan bisa buat dimasak dan dimakan 1 hari.

Menghilang

Namun hanya selang 1 hari, kotak berkepala merah itu menghilang dari letaknya yang berada di bawah alat memasak. Apa yang terjadi?

Saya kemudian mentertawakan diri saya sendiri bahwa saya mendapatkan perlakuan seperti ini. Namun saya juga tidak bisa berbuat apa-apa karena itu juga bukan hak milik saya secara pribadi. Lawong bukan saya yang membeli.

Kotak merah besar itu menghilang selama sepekan. Kemudian muncul lagi kemudian. Saya tersadar dengan perbuatan buruk saya di masa lalu. Apakah dosa-dosanya datang hari ini?

...

Semenjak itu saya jadi orang suci. Menghargai sikap orang lain dan tidak perlu peduli dengan apa yang terjadi. Jadilah diri sendiri dan kerjakan secara mandiri.

Jika ingin merasakan kenikmatan, belilah sendiri jika tidak ingin sakit hati. Pelajaran berharga agar kita jadi pribadi yang kuat dan tabah tiap menghadapi hari demi hari.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat