Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s...

Putri Ke-2

[Artikel 20#, kategori rumah tangga] Ada kabar baik yang datang dari rumah yang saya tinggalin. Kami kedatangan keluarga baru yang baru dilahirkan di sebuah rumah sakit. Ini kali pertamanya rumah ini ada bayi yang akan tumbuh besar nantinya di sini.

Keluarga pemilik rumah, si bungsu resmi kembali menyandang Ayah setelah bayi mereka lahir pada hari Minggu malam kemarin (11/8). Itu adalah kabar bahagia bagi suami istri yang sekarang bertambah satu anak putri lagi.

Putri ke-2

Kabar kelahirannya yang saya dapatkan ketika sedang berada di bandara saat menjemput mertua si bungsu. Ya, orang tua istri si bungsu datang ke Kota Semarang. Hanya saja yang datang hanya ibunya, tidak bersama dengan Ayahnya yang pernah dulu datang juga.

Kelahiran bayi baru ini berjenis perempuan menambah anak si bungsu bertambah menjadi 2 putri. Rentang umur keduanya juga cukup jauh, mengingat anak pertama mereka sekarang berumur 5 tahun lebih.

Kerja keras

Sebagai penonton, saya yang tinggal bersama keluarga ini tentu turut bahagia. Saya rasa sepertinya juga iri karena saya juga berharap kelak bisa menjadi Ayah. Bila diberi pilihan, mungkin saya ingin seorang putra biar bisa diajarin main bola.

Bertambahnya anak tentu bertambah juga rejekinya begitu orang-orang biasanya berkata. Dan itu juga artinya sang Ayah akan lebih bekerja keras lagi mencari nafkah.

Saya memikirkan orang tua saya yang dulu juga bekerja keras membesarkan kami. Di umur sekarang, saya baru menyadari alasan mengapa Ibu saya sampai segitunya untuk tetap bekerja. Bahkan pernah menjadi asisten rumah tangga alias pembantu.

Ekonomi adalah musuh besar bagi orang yang uangnya seret. Semakin besar anak, semakin besar tuntutannya. Makanya di sini saya belum siap untuk berkeluarga karena jujur, penghasilan saya mepet sekali.

Kenapa saya yang malah curhat.

...

Saya berharap anak kedua bungsu adalah cowok. Saya memikirkan bagaimana serunya kehidupan si bungsu sebelum menikah. Bila anaknya cowok, saya yakin ada banyak pengalaman yang ia akan bagikan sebagai pria sejati.

Tapi, mau apa dikata ketika yang Maha Kuasa memberikan bayi perempuan lagi. Selamat buat si Bungsu atas kelahiran anak keduanya. Semoga rejekinya lancar dan terus diberi kesehatan buat keluarganya.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh