Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s...

Selamatan Bayi Baru Lahiran

[Artikel 21#, kategori rumah tangga] Begini rasanya ketika punya bayi dan harus mengadakan selamatan. Pikiran saya melayang sendiri dengan ekonomi yang tidak baik-baik saja saat ini. Apakah saya bisa melakukannya kelak seperti mereka?

Saya belajar lagi tentang makna kehidupan betapa pentingnya punya uang dan keluarga yang baik. Ada banyak kebutuhan yang diperlukan selain memikirkan isi perut setelah menikah kelak.

Tentu, semuanya akan baik-baik saja apabila memiliki pekerjaan tetap dan dapat mengandalkan keluarga. Namun itu tidak terjadi kepada saya.

Menyediakan nasi kotak

Kira-kira berapa biaya yang keluarga ini keluarkan untuk menyediakan nasi kotak dan jajanan. Saya tahu mereka berhemat, makanya acaranya tidak begitu banyak mengundang orang untuk hadir.

Setidaknya, bungkusan akan dibagiin usai acara selesai. Saya tahu rumah mana yang ingin saya bagiin nanti. Saat acara, kami hanya mengundang Pak Ustad dan beberapa orang saja.

Kelak, apabila saya menikah dan punya anak pasti saya akan melakukannya juga. Ritual yang wajib dan harus dilakukan sepertinya.

Tapi, apakah saya akan bisa menikmati momen tersebut di saat melangkah maju ke jenjang pernikahan saja masih berpikir 100 kali. Saya sampai ngarep ada wanita kaya yang mau nampung saya sebagai suami seperti di film-film China.

Selamatan bayi ini selain mendoakan, juga potong rambut sebagian. Apakah nama ritual ini?

...

Ada-ada saja pemikiran saya yang penuh perhitungan begini. Namun memang faktanya begitu. Omong kosong orang yang ngomong nanti rejeki akan mengalir dengan sendirinya. Ya, benar bagi sebagian namun tetap saja segala persiapan membutuhkan biaya pada akhirnya.

Apa yang bisa diandalin jika begini? Keluarga yang tidak bagus di belakang dan pendapatan dari blog yang semakin suram. Biarlah, mari ikuti arusnya saja.

Akhirnya saya bisa melihat bayi mereka juga. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh