Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Toples Merah

[Artikel 71#, kategori rumah] Tidak menyangka karena toples ini, aktivitas saya berubah drastis. Terutama dini hari, waktu yang selalu saya banggakan sebagai pemilik blog dotsemarang. Sederhana tapi mengena dan buat ribet segalanya.

Dulu, sebelum toples ini ditemukan. Eh, kok berasa ngedongeng. Maksudnya dulu sebelum akhirnya saya memakai toples ini, aktivitas dini hari yang dilakukan sangat sederhana. Bangun, mandi dan nongkrong di depan laptop. Entah itu sedang merangkai kata-kata atau mengecek akun media sosial hingga membaca detail statistik.

Sekarang setelah toples ini saya gunakan untuk menaruh nasi, aktivitas dini hari saya tidak lagi sederhana. Kudu bangun cepat agar bisa cuci toples usai digunakan. Masak nasi, lalu setelah mateng nasinya dimasukkan ke toples tersebut. Baru deh bisa mandi dan bekerja.

Masalahnya waktunya semakin sempit jika aktivitas tersebut dilakukan. Terutama nongkrong di depan laptop yang membuat produktivitas sedikit terhambat.

Saya tidak menyangka saja jika bulan Agustus semua aktivitas saya berubah drastis. Apalagi jika usai jadwal futsal yang tidurnya pasti di atas jam 10 malam. Ingin nambah jam tidur sampai jam 4 subuh, rasanya berat karena harus segera ngurusin si toples merah.

Segelanya sudah terjadi dan jadi pukulan yang sangat berarti. Memang saya sedikit menderita karena si toples yang jadi biang keroknya, tapi saya belajar lagi untuk menjadi lebih baik.

...

Andai saja sebuah kalimat dapat disederhanakan dan diutarakan, tentu dampaknya sangat baik. Sayangnya, itu tidak terjadi dan mempengaruhi apa yang sudah dibangun dengan penuh dedikasi dan rasa hormat.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat