Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Rumah Kembali Rame

[Artikel 69#, kategori rumah] Senang mendengarnya jika penghuni lainnya akan tiba di rumah. Hanya saja kabar kedatangannya buat terkejut. Si bungsu, sang suami ternyata sedang ada di Samarinda dan akan pulang bersama sang istri serta anaknya. Lho, lho kapan si bungsu pulang ke kotanya?

Beberapa rencana yang sudah dipersiapkan hari ini, Kamis (18/7), mendadak gagal. Rencananya saya akan naik sepeda ke Hotel Quest Simpang Lima yang dipakai Dinas Kesehatan Kota Semarang yang mengadakan acara di sana.

Dalam bayangan saya, tubuh yang barusan begitu lelah karena digunakan bermain futsal akan jadi cerita menarik yang akan saya bagikan di media sosial nantinya. Eh, ternyata sebuah pesan singkat mengubah rencananya.

Bandara Semarang

Saya benar-benar kaget saat si bungsu minta jemput yang nantinya datang bersama istri tercinta. Lah, beberapa hari kemarin perasaan dia ada di Kota Semarang. Kapan dia terbang ke Samarinda.

Karena terbiasa jemput pasti ke Jogja, saya pikir akan ribet harus ke sana dulu. Apalagi saya akan menghadiri acara Dinkes paginya. Waduh..gimana dong.

Eh, ternyata bukan Jogja. Mereka akan datang dan tiba di bandara Semarang rupanya pada malam hari. Syukurlah. Sepertinya aktivitas hari ini akan sangat banyak dan panjang rasanya.

Rumah kembali berpenghuni

Sebulan lebih rumah ditinggal keluarga kecil si bungsu. Memang saya menyukai keheningannya, tapi terkadang saya merindukan suasana ramenya juga. 

Karna keluarga si bungsu datang, rumah kembali berpenghuni. Meski saya tahu akan ada banyak kekhawatiran nantinya, ya rumah akan menjadi rame. Sesuatu yang hilang beberapa saat.

...

Masih jadi pertanyaan buat saya, mengapa si bungsu akhirnya ikut pulang dan jemput sang istri dan anaknya yang sebulan lebih sudah ada di Samarinda. Begitukah hubungan suami istri yang kuat dan harmonis?

Pria akan rela membuang waktu berharganya demi keluarga tercinta. Kisah yang sedikit buat saya iri dan berharap segera nikah bila jodohnya sudah ketemu.

Eh, selesai jemput saya harus beraktivitas lagi. Yaitu, main futsal malam harinya. Duh, banyak bener.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh