Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Manjakan Diri dengan Makan Sate

[Artikel 20#, kategori kuliner] Kemana malam minggu ini (20/7) ? Apalagi nggak ada pertandingan sepak bola. Mungkin di rumah saja seperti biasanya, dan lekas tidur cepat. Hehe... kali ini sedikit berbeda. Saya baru saja pulang dari Java Supermall. Si pemilik rumah meminta laptopnya di-install ulang.

Semenjak Java Supermall sekarang sudah ada pusat komputer, saya punya tempat baru untuk dikunjungi yang berhubungan dengan komputer. Termasuk service, di sana juga bisa.

Uang lebih

Saya pikir bulan Juli akan merayakan bertambahnya usia hanya dengan Bolang-baling saja. Sedih memikirkannya bahwa saya memberi diri saya hanya dengan kesederhaan saja. Meski mantan ada menghubungi yang dibalik basa-basinya masih ingat dengan umur saya.

Biaya service laptop yang di-install ulang rupanya masih ada sisa. Meski seharusnya lebih baik disimpan saja, tapi saya berpikir kali ini berbeda. Tak apa, saya mendamaikan pikiran saya sendiri. Ini hanya setahun sekali, saya perlu memanjakan diri sebagai reward atas masih diberi umur panjang hingga sekarang.

Saya berhenti di tempat makan yang khusus menghidangkan sate. Entah dari dulu semenjak tinggal di Kota Semarang, kuliner sate di sini berbeda saat di Samarinda. Unik, tapi menarik.

Saya pesan 1 porsi sate tanpa nasi/lontong. Harganya buat kalut sebenarnya, yaitu 21 ribu rupiah. Padahal dengan harga segitu, saya bisa beli beras 1 Kg dan tempe untuk makan sehari-hari selama 1 minggu. Yah, tidak apa-apa. Sebagian diri saya menangis memikirkan saya yang buang-buang uang di saat krisis seperti sekarang.

Makanan favorit

Saya mengerti itu membuang-buang uang, tapi sebagian diri saya mengatakan bahwa uang yang saya keluarkan merupakan hadiah dari pekerjaan yang saya lakukan (install ulang windows milik si bungsu). Tidak apa-apa, diri saya menyakini apa yang saya lakukan kali ini. 

Sate sendiri adalah salah satu makanan favorit yang saya sukai. Dari kecil saya sudah menggemarinya dan kesempatan datang kali ini, tentu tidak saya sia-siakan. Nggak apa-apa, lagian cuma setahun sekali saya bisa memakannya. 

Setelah selesai dibungkus, saya pulang ke rumah. Kebenaran rumah lagi kosong, dan di rice cooker juga masih ada sisa nasi. Alhamdulillah, kenikmatan mana lagi yang bisa kau dustain ini.

Dagingnya besar-besar, ditambah bumbu kacangnya yang nikmat, seperti inilah yang dinamakan nikmat hidup. Sebuah perayaan yang dilakukan untuk diri sendiri sebagai bentuk penghargaan atas suatu perjalanan baru.

Andai saja kamu masih single, aku akan menghubungimu dan merayakannya bersama. Sayangnya, membawamu ke sini apabila masih berstatus sudah punya, seakan saya menyakiti semua hati pria di seluruh dunia. Nasib pria 30'an. 😅

...

Saya senang dan bahagia hanya dengan makanan saja. Kira-kira tahun depan, self reward apalagi yang akan saya lakukan? Panjang umur buat saya dan semoga semuanya berjalan lancar dan sehat selalu agar bisa tiba kembali di sini (tahun depan).

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh