Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Perayaan dengan Bolang-baling, Jajanan Semarang


[Artikel 19#, kategori kuliner] Akhirnya saya memutuskan memilih bolang-baling ketimbang kue ulang tahun yang pernah saya dapatkan dari dia untuk perayaan tahun ini. Saya pikir, saya perlu menghargai diri sendiri dengan sebuah apresiasi di umur yang bertambah.

Bolang-baling merupakan jajanan favorit saya di Kota Semarang selain Lunpia. Harganya murah, cuma seribu perak meski ada juga yang sampai 5 ribu perak. Ketika menyantap jajanan ini, mood saya terasa lebih baik. Hanya saja, jangan berlebihan. Itu bisa buat eneg malahan.

Di bulan spesial ini, saya ingin menikmatinya meski tidak perlu menunggu bulan Juli memakannya. Karena ada banyak pedagang kaki lima di sekitar yang mudah terjangkau lokasinya untuk dihampiri bila pengen.

Menyesuaikan isi kantong

Bertambahnya umur yang kini menjadi 38 tahun, saya berharap ada kemewahan dalam menikmatinya. Toh, perjalanan baru akan dimulai. Kenapa tidak memberi ucapan selamat dulu kepada diri sendiri agar lebih kuat dalam menyelesaikannya.

Namun nasib memang tidak ada yang tahu. Ketika orang-orang sudah sukses di usia kepala 30-an, diri saya malah sebaliknya. Lewat jajanan ini, ingin saya wakili bagaimana kehidupan yang saya jalani sekarang.

Saya adalah pria miskin. Target umur 40 tahun untuk keluar dari zona nyaman (rumah) dan memiliki finansial bagus sebagai bekal hari tua sepertinya sedikit mengendur.

Apa yang terjadi? Memang saya hidup apa adanya dan tidak begitu jatuh sebagai manusia, namun sebagai pria? Saya hanya bisa diam dalam kehampaan dan kenyamanan di kesunyian sudut ruangan.

...

Ketika satu gigitan bolang-baling terasa, perasaan nyaman dan tenang datang menghampiri. Sepertinya yang saat ini dibutuhkan memang hanya itu dulu, nyaman dan tenang. Sisanya adalah keberuntungan.

Terima kasih sudah bertahan hingga sekarang buat diri saya.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh