Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Halo Juli 2024

[Artikel 136#, kategori catatan] Awal bulan Juli jatuh pada hari Senin (1/7). Kabar baiknya cuaca di Kota Semarang sangat cerah. Kabar tidak enaknya, saya tidak menyukai kabar dari saudara saya yang bermasalah turut datang menyertai.

Pagi-pagi sudah dilema, bukan tentang saudara saya. Tapi tentang acara yang akan berlangsung di Semarang. Ada kirab kebangsaan di jalan Pemuda dalam rangka HUT Bhayangkara. Antara pengen datang atau nggak. Itu yang jadi pikiran.

Ya, dari sisi konten untuk dotsemarang itu bagus. Tapi sisi manusianya, saya tidak mendapatkan akses liputan khusus. Itu artinya tak ada makan siang gratis di sana. Yang ada hanya lelah saja menanti.

Kekhawatiran

Bulan Juni tahun 2023, saya tidak menyapa dari Kota Semarang. Saat itu sedang di Jogja bersama kerabat (pemilik rumah). Iduladha saat itu ada kerabat datang dan saat kembali pulang (Samarinda), mereka diantar lewat Jogja.

Tahun ini, momen yang sama (iduladha), kekhawatiran saya tidak terjadi karena pemilik rumah tidak datang. Satu sisi itu menyenangkan karena bisa santai dan konsen untuk dotsemarang. Namun sisi lainnya, tidak ada makanan mewah yang tersaji di atas meja.

Ditambah, menjelang akhir bulan Juni, istri si bungsu juga pulang. Mantab betul melewati bulan Juni tanpa banyak kekhawatiran.

Beban

Keuangan saya masih tidak baik-baik saja. Bulan Juli dipastikan akan terus mengikat pinggang dan berharap pada keberuntungan. Saya beruntung, aktivitas futsal masih ada yang nalangin. Jika tidak, saya benar-benar berdiam di kamar hingga tahun depan.

Jika keuangan sudah jadi beban seakan pasangan, maka saudara saya sendiri seolah beban yang ingin terus saya hindari. Saya sampai memikirkan hal terburuknya apabila masalahnya tidak kunjung usai. Dan tidak tahu yang akan dilakukan dan pasrah apabila nasibnya sudah begitu.

Bertambah usia

Apakah ini kabar baik atau juga hanya beban? Di usia yang akan bertambah, saya disuruh terus menjadi kuat. Tidak ada tempat bersandar. Seseorang yang dulu saya harapkan, sudah bahagia bersama yang lain.

Saya semakin sadar di usia ini apakah saya adalah manusia yang berharga. Atau hanya sebuah nama yang terlintas begitu saja saat diingat. Bila tidak, saya hanya akan dilupakan begitu saja. Terkubur oleh waktu dan hilang bagikan debu.

...

Terima kasih buat diri saya sendiri yang masih terus tegak berdiri. Nasib memang sedang tidak berpihak. Memikirkan banyak kekurangan hanya akan menjadi beban, mending mencari kegembiraan dari aktivitas di luar ruangan.

Saya harap tahun depan, bulan yang sama, saya lebih baik lagi.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat