Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Apes Banget Main Futsal Hari Ini

[Artikel 144#, kategori futsal] Tidak pernah membayangkan sama sekali jika bola yang saya tendang ke rekan tidak bisa sampai sama sekali. Entah itu operan atau umpan lambung. Semua mentok dan serba salah. Apa yang terjadi main Senin sore ini (8/7)?

Tidak habis pikir dan akhirnya saya menyerah, lalu bergegeas ke luar lapangan sambil minta diganti. Payah, kesal sendiri dan tidak tahu apa yang terjadi. Waktu itu rasanya baru main kurang dari 10 menit. Rekan-rekan sampai heran saya keluar lebih cepat.

Apakah cedera?

Tidak-tidak. Saya baik-baik saja. Meski lutut saya bermasalah karena terlalu intens bermain, itu bukan alasan mengapa kali ini bermain buruk.

Mood nggak baik?

Ini juga bukan alasannya. Saya banyak waktu istirahat sebelum tiba ke lapangan sore ini. Bahkan, saya masih bisa pemanasan terlebih dahulu sebelum bermain.

Saya pikir akan terlambat. Namun, tidak. Sebelumnya di rumah, saya banyak menghabiskan waktu membaca komik sambil nunggu tiba untuk pergi ke lapangan dengan bersepeda. Mood saya baik-baik saja tentunya.

Tidak tahu apa yang terjadi?

Karna 2 alasan tersebut tidak ada, sepertinya saya benar-benar tidak tahu apa yang terjadi sore itu. Meski begitu, saya tetap bermain lagi saat ada kesempatan.

Dari kejadian ini, saya sedikit mengubah kemampuan yang biasa saya lakukan dari kanan. Entah itu driblling maupun passing. Saya menaruhnya dibagian tubuh kiri.

Rasanya semua kembali baik-baik saja. Pergerakan saya lebih baik dan perasaan saya kembali. Yasudahlah, mungkin itu jawabannya.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat