Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Main Bola Seminggu 4 Kali

[Artikel 138#, kategori catatan] Tidak menyangka tubuh yang sudah berusia 38 tahun ini dipaksa main bola 4 kali seminggu usai tawaran bermain dadakan mini soccer minggu sore kemarin (21/7). Ini adalah pertama kalinya yang biasanya seminggu hanya 3 kali.

Minggu siang, beberapa jam sebelum main mini soccer, si bungsu ngajakin main bola bareng rekan-rekan kedokterannya. Tentu, ajakan si bungsu saya iyakan. Apalagi mainnya di tempat yang belum saya coba. Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui ibaratnya. 😅

3 kali seminggu

Semenjak akhirnya menerima ajakan main futsal hari Senin, saya sudah rutin bermain bola seminggu 3 kali. Semuanya adalah futsal. Mulai dari Senin sore, Selasa malam dan Kamis malam.

Untuk hari Senin, posisinya bukan sebagai kiper. Sedangkan Selasa dan kamis, saya mengambil peran kiper. Awalnya hanya mengisi posisi yang tidak banyak orang ambil. Eh, sampai sekarang malah keterusan.

Bersyukur

Hanya untuk bersenang-senang, bukan sebagai pemain profesional. Begitulah adanya semua kegiatan futsal yang saya jalanin. Meski begitu, lelahnya terasa banget. Maklum faktor umur juga tidak bisa dibohongin.

Saya sangat bersyukur masih bisa bemain futsal dan keluar dari kamar untuk berkegiatan di luar rumah. Tanpa futsal, mungkin sebagian besar menjalani hidup di usia 30-an hanya di depan laptop saja. Kecuali, ada liputan untuk dotsemarang.

Saya harap badan tetap bugar dan sehat. Sulit untuk tidak cedera meski bermain hanya untuk bersenang-senang. Terkadang ada saja satu dua hal yang tidak diperhitungkan mampu merusak hari yang ingin santai. Tapi malah cedera.

Kondisi di umur sekarang sudah tidak baik-baik saja dengan bermain 3 kali seminggu. Terutama lutut, bebannya terlalu banyak. Saya harap baik-baik saja karena daerah tersebut rentan cedera.

Mini soccer

Dibanding mini soccer, saya memang lebih rutin bermain futsal. Entah kenapa main mini soccer terasa lebih mahal ketimbang futsal. Apalagi untuk orang seperti saya yang semua aktivitas futsalnya dibayarin rekan sendiri. Saya beruntung.

Untunglah main mini soccer kali ini juga. Selain dibayarin, faktor lain yang membuat saya tidak banyak bermain karena memang tidak banyak juga yang ngajakin.

Namun bila ada yang ngajakin juga, sekarang ini sepertinya akan saya tolak. Saya tidak ingin memporsir tubuh saya karena aktivitas bermainnya sudah 3 kali seminggu.

...

Main mini soccer kali ini terasa menyenangkan. Saya tidak kagok lagi seperti awal-awal bermain karena merasa bolanya kebesaran. Maklum, kebanyakan bermain futsal buat saya terbiasa bola kecil.

Terima kasih buat si bungsu dan rekan-rekan yang ngajakin saya bermain bola. Dan terima kasih Allah SWT yang masih mempercayakan tubuh saya untuk selalu sehat. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh