Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Tanggal 14 Februari 2024, Antara Valentine dan Pemilu

[Artikel 131#, kategori catatan] Hari yang ditunggu jutaan masyarakat Indonesia akhirnya tiba juga. Sayangnya, semangat itu sudah dihadang hujan yang datang sejak pagi hari. Semacam romantisme, memilih antara nasib negeri atau sekedar memayungi diri sendiri. Alias tidak peduli.

Halo, Rabu. Momen penting negeri ini saya pikir perlu dicatat dalam kisah saya (blog). Karena dalam 5 tahun ke depan, pasti akan banyak perubahan. Dan saya berharap tidak berdampak negatif dalam perjalanan blogging saya bersama dotsemarang.

Hujan yang mengguyur 

Entah apakah masih karena imlek atau pertanda bahwa momen Pemilu yang bersamaan hari Valentina direstui oleh pemilik semesta. Hujan mengguyur Ibu Kota (Jawa Tengah).

Bukan hanya Kota Semarang yang dari pagi hari sudah diterpa hujan, tapi juga beberapa kota di Tanah Air mengalamai hal serupa.

Unik sebenarnya, apalagi saat menjelang siang hari yang kembali cerah. Bahkan, sore hari terasa gerah karena matahari semakin menyengat.

Tahun 2019

Saya sangat jarang membahas politik di dalam blog karena temanya terlalu berat dan rasa tanggung jawabnya juga sangat besar. Pilihannya, saya hanya menuliskannya jika itu berhubungan dengan hal sehari-hari.

Seperti yang saya lakukan pada tahun 2019. Saya iseng mencari artikel yang berhubungan dengan pemilu, hasilnya ternyata ada. Pemilu saat itu jatuh pada hari Rabu, apakah dejavu dengan tahun 2024?

Dalam artikel yang saya tulis, saya menghubungkannya dengan aktivitas futsal yang saat itu masih bermain pada hari Jumat malam. Kami memutuskan libur karena ada momen pemilu dan kemudian hari peringatan Wafat Yesus Kristus.

Saya merindukan tim hari Jumat. Karena mereka, saya kembali ke lapangan futsal usai vakum panjang. Beberapa orang dari tim hari Jumat, masih bermain dengan saya tiap hari Selasa dan Kamis.

...

Siapa pun yang jadi Presidennya kelak, saya hanya ingin hidup normal seperti biasa saja. Saya menghormati semuanya dan berharap negeri ini tentu lebih baik lagi.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya