Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Tagihan SPinjam Akhirnya Lunas

[Artikel 4#, kategori Keuangan] Bulan Februari terasa sangat spesial dan membuat lega. Tidak terasa hampir 1 tahun perjuangan saya membayar tagihan online akhirnya berakhir juga. Berat, pusing sendiri dan terkadang tidak masuk akal. Akan tetapi?

Biarkan saya bernafas dulu. Merayakan hal-hal kecil secara pribadi yang saya lewati, baik suka maupun duka. Bila melihat latar belakang saya yang tidak memiliki penghasilan tetap, bahkan Rp0 dalam sebulan, kalian mungkin tidak akan percaya. Tapi, saya melakukannya dan sampai di titik akhir.

Sangat lega, tapi

Saya seperti manusia yang keluar dari lubang buaya. Sangat gelap. Satu sisi khawatir dengan keberadaan yang mengancam (buaya), satu sisi lain bagamana cara bisa bertahan dari rasa haus dan lapar.

Saya sangat beruntung. Selalu ada jalan keluar dan bantuan dari alam semesta. Meski saya harus mengorbankan banyak keinginan. Dua bulan terakhir, saya terselamatkan oleh makanan yang dibuat pemilik rumah. Hari-hari makan itu-itu saja sampai eneg, membuat saya bisa ngumpulin uang yang tidak seberapa.

Sayang, bulan terakhir yang rasanya sudah tidak tertolong lagi, saya TERPAKSA kembali mengambil pinjaman online tapi dengan aplikasi berbeda demi menutupi pembayaran terakhir kalinya. Bunganya lebih rendah dan nominalnya lebih kecil tentunya dari yang pertama.

Kekhawatiran saya tidak hilang sebenarnya karena akan kembali berjuang membayar hutang. Alasan kembali mengambil karena tidak ada orang yang bisa menolong jika persoalan uang.

Pinjaman online sebagai alternatif

Satu-satunya orang yang saya coba minta tolong dan berharap tinggi ternyata tetap sulit. Padahal dia diberi kehidupan kedua oleh saya, tapi yasudahlah. Namanya juga manusia.

Saya sangat berpikir keras agar bisa terhindar dari pinjaman online kembali sebenarnya. Usaha pertama yang gagal, saya berpikir untuk meminjam dari teman lainnya. 

Pemilik rumah? Saya pernah melakukannya, tapi belum bilang berapa nominalnya, saya sudah ditolak lebih dulu dengan mengatakan belum punya uang. Keluarga kandung? Saya tidak akan berharap sama sekali karena masalah saya datang dari mereka.

Saya mengerti meminjam sesama manusia sangat sulit meski pun mereka bisa. Terlalu memakai hati nurani dan semuanya jadi tampak sama di mata mereka. 

Pinjaman online adalah alternatif. Tidak terlalu ribet jika semua syarat terpenuhi. Tidak akan jadi masalah selama tidak telat bayar. Sedikit mahal atau berbunga karena mereka bukan lah manusia yang punya hati nurani. Wajar! Tidak ada makan siang gratis di dunia ini.

...

Perjalanan paling berat saya akhirnya finis juga. Namun, saya tetap akan melanjutkan perjalanan hingga tahun depan. Hanya saja, medannya lebih mudah dan ringan. Doakan saya sehat selalu dan semuanya berjalan lancar. Bismillah.

Maafkan saya, Ibu. Sepertinya tahun ini belum bisa berziarah ke makammu. Maafkan anakmu ini.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh