Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Halo Juli 2023

[Artikel 119#, kategori catatan] Awal bulan sudah sangat melelahkan saja. Sampai-sampai saya ingin dipijat tapi tetap nggak kesampaian. 'Ingat hutang spaypinjam kamu', bunyi suara di dalam otak kepala saya. Fiuh!!

Mengawali bulan Juli yang jatuh hari Sabtu, saya sedang tidak di Kota Semarang. Melainkan di Jogja. Seperti kemarin yang saya ceritakan jika pemilik rumah merayakan Iduladha di Kota Semarang, dan ini saya mengantarkan mereka kembali pulang.

Di Jogja hanya beberapa jam saja karena kami berangkat hari Jumat dan Sabtu-nya sudah pulang kembali. Karena harus menyetir bolak-balik, fisik saya terasa melelahkan.

180 derajat

Dalam perjalanan saya memikirkan diri saya dengan keluarga sendiri (kandung) bak bumi dan langit. Ini benar-benar 180 derajat.

Di Kota Semarang seolah saya hidup bahagia, sedangkan keluarga sendiri rasanya menyedihkan. Tapi, mereka tidak menghargai saya. Antara kasihan tapi dongkol. Nasib orang miskin yang tidak bisa berbuat apa-apa.

Bulan Juli ini, usia saya adalah 37 tahun. Saya hanya ingin hidup tenang tanpa gangguan meski terkadang iri melihat orang-orang berpasangan.

Saya tahu, belum sempurna menjadi pria bila belum menikah. Saya masih terlalu khawatir bagaimana menjalanin nanti jika sudah menikah. Saya tidak memiliki back-up yang saat diperlukan bisa membantu. Hidup sendiri saja masih susah, malah jerumusin anak orang yang hidup bahagia sejak lahir bersama ortunya.

📝 Backup : keluarga 

Menjaga gairah

Dengan semakin seringnya ke Jogja, harapan saya bulan baru ini adalah tetap bisa menjaga gairah dotsemarang yang akhir-akhir ini sering ditinggalkan.

Saya sulit konsisten, apalagi saat keluar kota atau kelelahan karena futsal. Padahal dotsemarang sangat penting buat saya yang menjadi alasan saya bisa bertahan di Kota Semarang.

Mari menyambut bulan Juli dengan penuh semangat meski tubuh terasa lelah. Sehat selalu buat saya yang masih belum bisa ganti hape baru tahun ini.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya