Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Halo Juli 2023

[Artikel 119#, kategori catatan] Awal bulan sudah sangat melelahkan saja. Sampai-sampai saya ingin dipijat tapi tetap nggak kesampaian. 'Ingat hutang spaypinjam kamu', bunyi suara di dalam otak kepala saya. Fiuh!!

Mengawali bulan Juli yang jatuh hari Sabtu, saya sedang tidak di Kota Semarang. Melainkan di Jogja. Seperti kemarin yang saya ceritakan jika pemilik rumah merayakan Iduladha di Kota Semarang, dan ini saya mengantarkan mereka kembali pulang.

Di Jogja hanya beberapa jam saja karena kami berangkat hari Jumat dan Sabtu-nya sudah pulang kembali. Karena harus menyetir bolak-balik, fisik saya terasa melelahkan.

180 derajat

Dalam perjalanan saya memikirkan diri saya dengan keluarga sendiri (kandung) bak bumi dan langit. Ini benar-benar 180 derajat.

Di Kota Semarang seolah saya hidup bahagia, sedangkan keluarga sendiri rasanya menyedihkan. Tapi, mereka tidak menghargai saya. Antara kasihan tapi dongkol. Nasib orang miskin yang tidak bisa berbuat apa-apa.

Bulan Juli ini, usia saya adalah 37 tahun. Saya hanya ingin hidup tenang tanpa gangguan meski terkadang iri melihat orang-orang berpasangan.

Saya tahu, belum sempurna menjadi pria bila belum menikah. Saya masih terlalu khawatir bagaimana menjalanin nanti jika sudah menikah. Saya tidak memiliki back-up yang saat diperlukan bisa membantu. Hidup sendiri saja masih susah, malah jerumusin anak orang yang hidup bahagia sejak lahir bersama ortunya.

📝 Backup : keluarga 

Menjaga gairah

Dengan semakin seringnya ke Jogja, harapan saya bulan baru ini adalah tetap bisa menjaga gairah dotsemarang yang akhir-akhir ini sering ditinggalkan.

Saya sulit konsisten, apalagi saat keluar kota atau kelelahan karena futsal. Padahal dotsemarang sangat penting buat saya yang menjadi alasan saya bisa bertahan di Kota Semarang.

Mari menyambut bulan Juli dengan penuh semangat meski tubuh terasa lelah. Sehat selalu buat saya yang masih belum bisa ganti hape baru tahun ini.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh