Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Pertama Kali Merasakan Gempa

[Artikel 9#, kategori Jogja] Sudah 16 tahun saya tinggal di Kota Semarang, namun merasakan gempa untuk pertama kalinya baru saja akhir bulan Juni kemarin. Itu pun di Jogja, saya bukan bangga. Hanya saja sangat waspada saat itu.

Jumat sore, tanggal 30 Juni, saya dan seluruh penghuni rumah kembali ke Jogja usai merayakan Iduladha di Kota Semarang. Ya, mereka kembali pulang dan penerbangannya dilakukan lewat bandara Jogja.

Kali ini istri si bungsu juga ikut pulang bersama anaknya. Sedangkan si bungsu yang jarang ikut nemanin ke Jogja, memutuskan ikut mengantar. 

Gempa

Saya tidak menyangka terjebak dalam kemacetan panjang setelah tiba di Jogja yang sekalian mencari makan malam. Kami dari Semarang berangkat sore hari, makanya ini baru tiba malamnya.

Saat menunggu, saya sempat dibuat terpengarah dengan keadaan kendaraan di depan saya yang bergoyang. Dalam hati berbicara 'apaan sih kok goyang-goyang', di jalan pula yang banyak orang-orang. *mungkin kamu mengerti maksud saya. 😅

Dalam hitungan menit, orang-orang di pinggir jalan pada berdiri dan terlihat menjauh dari aktivitas sebelumnya yang berada di tempat makan. Waduh, ada apa ini?

Saya yang awalnya nggak ngeh, baru akhirnya merasakan jika setir yang saya pegang terasa bergoyang juga. Sontak saja saya kaget dan baru mengetahui jika ada gempa yang melanda.

Deg-degan dong. Apa macet ini alasannya karena ada gempa? Saya sangat khawatir dengan apa yang terjadi pada saya dan orang rumah nantinya. Nggak lucu kan, kami masuk berita di TV.

Pawai Obor

Karena pengalaman pertama kali merasakan gempa secara langsung, pikiran saya sedikit negatif. Apalagi macetnya juga jadi lebih parah, tidak ada yang bisa bergerak.

Hanya karena ingin mencari makan di tempat yang berbeda, keadaan yang seharusnya baik-baik saja membuat kami semua jadi khawatir.

Syukurlah, kendaraan mulai bergerak perlahan-lahan. Dan saya terkaget yang awalnya sangat khawatir karena ada gempa, tidak menyangka macet parah ini ternyata disebabkan iring-iringan pawai obor.

Tepok jidat! Panik nggak panik, masa nggak. Ketawa bangsat!!! Haha... Oh ya, gempa yang saya rasakan ternyata terjadi di Bantul dan merambat hingga ke Jogja. Saya juga dapat kabar jika Kota Semarang, ada yang merasakan juga. 

....

Saya belum menikah dan ingin sekali memiliki anak untuk meneruskan diri saya. Masa harus menderita karena gempa, apalagi di Jogja. Kekhawatiran yang berlebihan membuat pengalaman saya tidak menyenangkan. Pertama kali, pula.

Terima kasih, Tuhan - Allah SWT yang masih memberi keselamatan kepada kami semua. Khususnya diri saya yang mulai sering bolak-balik ke Jogja tahun ini. Sehat selalu buat diri saya dan panjang umur menyertai.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Jab Harry Met Sejal, Film India Tentang Pria yang Berprofesi Sebagai Pemandu Wisata

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun