Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Jogja dan Batal Puasa

[Artikel 5#, kategori Jogja] Masih tidak bisa konsisten berpuasa, kali ini gagalnya karena otw ke Jogja. Semenjak mengambil tugas jemput pemilik rumah yang lebih suka datang lewat bandara Jogja, mau tidak mau, saya harus melakukan perjalanan dari Kota Semarang. Karena jauh, saya terpaksa memutuskan tidak berpuasa.

Saya mengerti betapa besar dosa saya karena tidak konsisten berpuasa. Jadi, mari dengarkan cerita lainnya yang tak perlu membahas tentang hal tersebut.

OTW bandara YIA

Saya berangkat dari rumah setengah 6 pagi dengan harapan sebelum pukul 9 sudah tiba di bandara. Karena bukan kali pertama ke bandara YIA, saya sedikit santai. Apalagi saya tidak sendiri. Ada istri dan anak si bungsu yang menemani. 

Kali ini saya tidak kelewatan melintas jalan tol yang sebelumnya melewati sampai Kopeng.  Ternyata setelah keluar tol Bawen, jalan yang digunakan adalah rute Magelang.

Kemudian, rutenya sama seperti saat melewati Kopeng. Saya sempat dejavu dan beranggapan rute yang kali ini terlalu jauh. Ternyata malah sebaliknya, ini lebih nyaman saja.

Debut si Mac

Pergi keluar dari kamar artinya harus membawa pekerjaan turut serta. Setelah drama laptop dijual, perjalanan ke Jogja kali ini adalah debutnya si laptop baru. Ya, tidak baru juga. Saya mendapatkannya barang second dan mereknya adalah Apple atau MacBook Air.

Meski dari sisi branding, MacBook lebih menarik, namun dari sisi kemampuan saya harus akui Zenbook Space Edition masih yang terbaik. Dari harga saja sudah beda kelas.

Saya masih beradaptasi dengannya karena sangat berbeda dari laptop yang biasanya bertipe Windows. Perjalanan kali ini semakin berarti untuk saya.

...

Saya berada di Jogja beberapa hari sebelum akhirnya memutuskan pulang. Menginap satu hari satu malam maksudnya. Merugikan tapi tidak bisa berbuat apa-apa juga.

Setidaknya, produktivitas saya tidak terganggu karena ada laptop baru (second). Sempat khawatir saat menjual Zenbook karena uangnya khawatir kurang. Uang penjualannya digunakan untuk membayar hutang yang adik-adik saya perbuat. Mengesalkan untuk berbicara tentang mereka.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Jab Harry Met Sejal, Film India Tentang Pria yang Berprofesi Sebagai Pemandu Wisata

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun