Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Terpaksa Jual Aset Berharga

[Artikel 7#, kategori laptop] Belum satu tahun memilikinya, sudah harus dijual meski dengan berat hati. Sedih juga harus berpisah, apalagi mendapatkannya penuh suka cita dan tepuk tangan. Saya sendiri tidak pernah membayangkan dalam kondisi seperti ini. Mau tidak mau.

Laptop ASUS yang saya miliki untuk pertama kalinya setelah dinyatakan memenangi doorprize di bulan September adalah aset sangat berharga saya. Teman kerja, teman hangout dan bahkan, teman traveling.

Sungguh malu

Saat saya mendapatkannya, saya sempat khawatir karena laptop yang saya pakai sebelumnya adalah laptop yang dipinjamin ASUS. Kehadiran Zenbook Space Edition menjadi berkah atas doa-doa yang akhirnya terkabul.

Saya berdiri tegak dengan banyak tatapan mata saat di atas panggung. Pemandangan yang tak pernah saya bayangkan bahwa nama saya sedang berada di sini.

Banyak ucapan selamat yang saya dapatkan saat kaki langkah saya mulai menurunin tangga usai pengumuman. Bahkan, hanya persekian menit tanpa sadar tubuh saya terbang dengan yel-yel mirip pemain bola yang merengkuh Piala Dunia.

Sekarang, saya sungguh malu mengatakan bahwa laptop tersebut akhirnya saya jual. Tawaran belasan juta yang datang sempat saya tolak saat itu. Dan saat menjualnya hari ini, harganya malah turun drastis. Tidak sesuai harapan.

Maafkan saya

Saya terpaksa menjualnya bukan karena butuh uang untuk diri saya sendiri. Tapi untuk melunasi hutang yang saudara saya lakukan. Entah, apakah mereka masih saudara atau malah penjahat yang bertopeng manusia.

Mereka seperti tidak peduli dengan yang akan terjadi kepada saya. Apalagi setelah hutang mereka saya bayarin dengan menggunakan laptop yang saya banggakan.

Saya masih harus mencicil pinjaman online yang sudah saya ceritakan sebelumnya di sini. Untunglah, ada orang baik yang mau memberikan solusi yang membuat saya bisa menulis di halaman ini.

Maafkan saya yang tidak mampu menjaga amanah yang diberikan kepada saya. Maafkan saya tidak bisa menjaga rasa hormat dan peduli teman-teman saya yang memberi ucapan selamat saat mendapatkan laptopnya.

Kini, saya hanya berharap lekas pulih dari penderitaan dan terus berkarya lewat tulisan. Meratapi kesedihan tidak akan membawa laptop itu kembali. 

Saya membenci bulan April, tapi lebih membenci saudara saya yang tidak bertanggung jawab.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Jab Harry Met Sejal, Film India Tentang Pria yang Berprofesi Sebagai Pemandu Wisata

Halo, Mei 2024