Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s...

Sudah Lama Tidak Ke Warnet

[Artikel 37#, kategori Internet] Sudah 2 hari saya tidak berkonsentrasi karena masalah saudara saya. Dampaknya, pekerjaan saya terbelengkalai. Aktivitas yang seharusnya dikerjakan di depan laptop sangat sulit dilakukan karna laptopnya sudah harus dibungkus ke dalam kotaknya lagi. Dilema banget rasanya.

Bagaimana rasanya ketika rutinitas mendadak dihentikan? Saya sering mengalaminya, khususnya yang berhubungan dengan dotsemarang. Paling sering saat orang rumah pada datang semua. Beberapa bulan belakangan malah lebih parah, diajak ke luar kota. Mau tidak mau, saya sangat menderita.

Warnet dekat rumah

Menderita karena jam tidur terganggu dan konsentrasi yang biasanya full jadi setengah apabila ke luar kota. Mari lupakan sejenak tentang ini. 

Masalah sekarang adalah laptop yang saya gunakan untuk bekerja harus segera dijual. Beruntung ada rekan sesama bloger yang mau menolong. Akhirnya dibungkus juga dan sambil menunggu laptop lain yang dijadikan sebagai alat barter penjualan laptop yang saya miliki. Meski second, saya sangat membutuhkannya.

Karena terbelengkalai 2 hari, saya memutuskan pagi-pagi sekali pergi ke warnet dekat rumah. Hanya ingin meng-update media sosial dotsemarang. Bila waktunya cukup, saya sekalian posting blog semisal bisa.

Kurang dari 15 menit perjalanan sampai warnet. Suasananya membuat nostalgia kala harga koneksi internet masih mahal. 

Saya sudah berada di depan layar komputar yang juga sudah lama belum saya rasakan. Sedikit kesulitan karena bilingnya tidak berfungsi seperti biasanya.

Namun sedikit usaha, akhirnya komputer bisa diakses. Tidak perlu diragukan bagaimana kecepatan internet di warnet sangat luar biasa dibanding koneksi WiFi yang saya pakai pribadi. Sangat dimanjakan.

Oke, semua akun media sosial dotsemarang sudah dijadwalkan semua dengan postingan. Meski aktivitas update media sosial sangat remeh, aktivitas ini menghabiskan banyak waktu juga.

Tidak terasa sudah 1 jam lebih. Niat menulis mendadak saja menghilang karena konsentrasi terampas oleh aktivitas media sosial. Ditambah saat melihat biaya biling yang sudah mencapai 11 ribu rupiah.

Lho, lah. Padahal belum 2 jam. Sebagai anak lawas yang sudah lama tidak menginjakkan kaki di warnet, saya kaget dengan biayanya. Saya pikir 2 jam masih di bawah 10 ribu, ternyata sudah lebih.

Kepala saya pusing, isi dompet juga kering. Mau tidak mau, blog dotsemarang ikut terbelengkalai. Gini amat hidup dari yang katanya menghasilkan uang dari hobi. 

Bukannya dibayar karena produktif, tapi malah membayar karena harus aktif. Baiklah, mending saya pulang saja. Bersabar sedikit lagi menyapa laptop baru yang tidak baru-baru amat (second).

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Akhirnya Mereka Mudik Juga

Perjalanan Pulang Pergi ke Hotel The Wujil Resort & Conventions