Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Mendadak Ke Jogja

[Artikel 7#, kategori Jogja] Belum sebulan, sudah harus pergi lagi ke Jogja. Nasib ketika harus mengambil alih pekerjaan yang ditinggalkan seseorang. Ada cerita apa lagi kali ini?

Senin pagi (22/5), saya mendapatkan pesan via WhatsApp dari pemilik rumah yang mengabarkan untuk bersiap pergi ke Jogja. Rencananya besok hari Selasa pagi beliau tiba di Jogja lewat bandara baru.

Karena mulai keseringan bolak-balik Semarang Jogja, saya tidak perlu risau seperti sebelumnya. Hanya saja kali ini harus sendiri. Berbeda sebelumnya yang harus pergi bersama istri anak si pemilik rumah. Kendaraan kali ini yang dipakai adalah si merah (sebelumnya si hitam).

Serba dadakan

Oke, saya siap. Karna masih besok, saya agak santai menjalani hari Senin dulu. Namun mendadak saja dikabarin lagi jika kedatangannya dipercepat menjadi Senin sorenya. Duh..😅

Saya bingung dengan apa yang dipikirkan pemilik rumah, seakan saya tidak ada aktivitas saja. Saya mulai kalut karena aktivitas dotsemarang jadi terganggu.

Apalagi waktunya jadi lebih mepet. Saya harus berangkat dari rumah 3 jam sebelum pesawat tiba di bandara Jogja yang dijadwalkan tiba jam 4 sore. Itu artinya tak ada waktu untuk mengurus dotsemarang.

Politik

Alhamdulillah, saya tiba dengan selamat sampai bandara Jogja Kulon Progo. Bahkan masih ada jeda waktu menunggu sebelum pemilik rumah datang yang kali ini bersama rekannya.

Kali ini kedatangan pemilik rumah ke Jogja bukan untuk berkunjung ke Kota Semarang menengok anak dan cucunya. Melain kepentingan lain yang berbau politik.

Saya hanya bisa jadi pendengar saja karena tidak ingin terlibat apapun yang berhubungan dengan dunia politik. Ilmu saya masih cetek, tak elok ikutan nimbrung. Malah yang ada nanti jadinya tidak nyambung.

...

Saya akhirnya pulang ke Semarang hari Rabu (24/5). Rencana hanya sehari, ternyata sampai 3 hari 2 malam. Saya lega sudah membawa beberapa pakaian lebih untuk menginap.

Hanya saja, aktivitas banyak terganggu seperti bermain futsal dan pekerjaan mengurusin dotsemarang. Semakin ke sini, semakin sulit rasanya menjaga konsisten. Mau gimana lagi.

Sehat selalu buat diri saya seterusnya!

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun