Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Real Madrid Gagal Ke Final Liga Champions Karena Manchester City Begitu Sempurna

[Artikel 35#, kategori Real Madrid] Real Madrid gagal mengulang meraih si kuping besar alias Piala Liga Champions setelah disingkirkan Manchester City leg kedua dini hari tadi, Kamis tanggal 18 Mei 2023. Bukan hanya kalah segalanya, tapi juga terbantai dengan skor mencolok 4-0. Total selisih gol atau agregat adalah 5-1. 

Tim yang besar dan pelatih yang hebat pasti tidak akan gagal terus, mereka belajar dari masa lalu dan itu yang coba ditunjukan Manchester City bersama Pep Guardiola kala menjamu juara bertahan, Real Madrid.

City yang penuh motivasi dan tekad

Real Madrid sebenarnya tidak ada yang salah. Baik dari komposisi pemain hingga formasi tim. Ancelotti menaruh kepercayaan tinggi kepada tim yang tahun lalu menjuarai Liga Champions dan berharap ada keajaiban lagi.

Sayangnya, Pep mengerti pola Real Madrid yang masih mengandalkan hal yang sama berturut-turut. Pep sadar jika ingin lolos, harus merombak segalanya. 

Tidak heran, Manchester City bermain seolah tampil sempurna. Dampaknya, beberapa pemain Madrid kesulitan berkembang dan bahkan melakukan kesalahan.

Usai pertandingan berakhir, saya sudah melihat bahwa Real Madrid sudah salah sejak awal. Terlalu percaya diri tanpa banyak utak-atik strategi adalah kesalahan. 

Ancelotti dan staf pelatih tidak membaca data-data fakta bahwa tim mereka belum pernah menang di kandang City dan juga Pep tidak mungkin akan kalah sekali lagi.

Pada akhirnya mental juara tidak berarti di sini. Mental yang terus menjadi kekuatan kali ini rasanya sengaja diturunkan persentasinya. Apakah pemain Madrid bosan juara? 

City memberi pelajaran sangat berarti bahwa motivasi dan tekadlah yang dapat memberi perbedaan. Saya pikir Manchester City layak menjadi juara.

Ya, semoga saja. Jangan sampai di final malah kalah sama Inter Milan. Jangan bilang motivasi dan tekad mereka hanya untuk mengalahkan Real Madrid saja.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Jab Harry Met Sejal, Film India Tentang Pria yang Berprofesi Sebagai Pemandu Wisata

Halo, Mei 2024