Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Real Madrid Gagal Ke Final Liga Champions Karena Manchester City Begitu Sempurna

[Artikel 35#, kategori Real Madrid] Real Madrid gagal mengulang meraih si kuping besar alias Piala Liga Champions setelah disingkirkan Manchester City leg kedua dini hari tadi, Kamis tanggal 18 Mei 2023. Bukan hanya kalah segalanya, tapi juga terbantai dengan skor mencolok 4-0. Total selisih gol atau agregat adalah 5-1. 

Tim yang besar dan pelatih yang hebat pasti tidak akan gagal terus, mereka belajar dari masa lalu dan itu yang coba ditunjukan Manchester City bersama Pep Guardiola kala menjamu juara bertahan, Real Madrid.

City yang penuh motivasi dan tekad

Real Madrid sebenarnya tidak ada yang salah. Baik dari komposisi pemain hingga formasi tim. Ancelotti menaruh kepercayaan tinggi kepada tim yang tahun lalu menjuarai Liga Champions dan berharap ada keajaiban lagi.

Sayangnya, Pep mengerti pola Real Madrid yang masih mengandalkan hal yang sama berturut-turut. Pep sadar jika ingin lolos, harus merombak segalanya. 

Tidak heran, Manchester City bermain seolah tampil sempurna. Dampaknya, beberapa pemain Madrid kesulitan berkembang dan bahkan melakukan kesalahan.

Usai pertandingan berakhir, saya sudah melihat bahwa Real Madrid sudah salah sejak awal. Terlalu percaya diri tanpa banyak utak-atik strategi adalah kesalahan. 

Ancelotti dan staf pelatih tidak membaca data-data fakta bahwa tim mereka belum pernah menang di kandang City dan juga Pep tidak mungkin akan kalah sekali lagi.

Pada akhirnya mental juara tidak berarti di sini. Mental yang terus menjadi kekuatan kali ini rasanya sengaja diturunkan persentasinya. Apakah pemain Madrid bosan juara? 

City memberi pelajaran sangat berarti bahwa motivasi dan tekadlah yang dapat memberi perbedaan. Saya pikir Manchester City layak menjadi juara.

Ya, semoga saja. Jangan sampai di final malah kalah sama Inter Milan. Jangan bilang motivasi dan tekad mereka hanya untuk mengalahkan Real Madrid saja.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun