Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Real Madrid Gagal Ke Final Liga Champions Karena Manchester City Begitu Sempurna

[Artikel 35#, kategori Real Madrid] Real Madrid gagal mengulang meraih si kuping besar alias Piala Liga Champions setelah disingkirkan Manchester City leg kedua dini hari tadi, Kamis tanggal 18 Mei 2023. Bukan hanya kalah segalanya, tapi juga terbantai dengan skor mencolok 4-0. Total selisih gol atau agregat adalah 5-1. 

Tim yang besar dan pelatih yang hebat pasti tidak akan gagal terus, mereka belajar dari masa lalu dan itu yang coba ditunjukan Manchester City bersama Pep Guardiola kala menjamu juara bertahan, Real Madrid.

City yang penuh motivasi dan tekad

Real Madrid sebenarnya tidak ada yang salah. Baik dari komposisi pemain hingga formasi tim. Ancelotti menaruh kepercayaan tinggi kepada tim yang tahun lalu menjuarai Liga Champions dan berharap ada keajaiban lagi.

Sayangnya, Pep mengerti pola Real Madrid yang masih mengandalkan hal yang sama berturut-turut. Pep sadar jika ingin lolos, harus merombak segalanya. 

Tidak heran, Manchester City bermain seolah tampil sempurna. Dampaknya, beberapa pemain Madrid kesulitan berkembang dan bahkan melakukan kesalahan.

Usai pertandingan berakhir, saya sudah melihat bahwa Real Madrid sudah salah sejak awal. Terlalu percaya diri tanpa banyak utak-atik strategi adalah kesalahan. 

Ancelotti dan staf pelatih tidak membaca data-data fakta bahwa tim mereka belum pernah menang di kandang City dan juga Pep tidak mungkin akan kalah sekali lagi.

Pada akhirnya mental juara tidak berarti di sini. Mental yang terus menjadi kekuatan kali ini rasanya sengaja diturunkan persentasinya. Apakah pemain Madrid bosan juara? 

City memberi pelajaran sangat berarti bahwa motivasi dan tekadlah yang dapat memberi perbedaan. Saya pikir Manchester City layak menjadi juara.

Ya, semoga saja. Jangan sampai di final malah kalah sama Inter Milan. Jangan bilang motivasi dan tekad mereka hanya untuk mengalahkan Real Madrid saja.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh