Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

La Liga Pekan 26 : Barcelona 2-1 Real Madrid

[Artikel 33#, kategori Real Madrid] Main di kandang sendiri saja kesulitan, apalagi main di kandang lawan. Musim ini, Real Madrid begitu kesulitan setiap bertemu Barcelona. Seakan mengikhlaskan juara La Liga untuk Barca. Dengan kekalahan ini, jarak mengejar Gavi dan kawan-kawannya di klasmen semakin jauh.

Bertanding hari Senin, dini hari (20/3) jam 03.00 wib, tim sudah unggul lebih dulu lewat gol bunuh diri pemain belakang Barcelona, si Ronald Araujo.

Ini adalah semangat yang dibutuhkan untuk segera menuntaskan pertandingan dengan kemenangan. Kroos dan Modric menjadi pembeda di lini tengah lapangan. Mereka memang duet tak tergantikan dan seolah bernyanyi di atas penderitaan Barcelona.

Meski dapat memainkan sepak bola menyerang, Barcelona bukanlah tim yang dianggap remeh. Cortoa berkali-kali harus berjibaku menepis bola yang hampir masuk ke gawang.

Yang dikhawatirkan akhirnya terjadi juga. Kemelut di tengah gawang mampu dimaksimalkan Sergi Roberto yang membuat babak pertama berkesudahan dengan skor 1-1.

Pemain pengganti yang merusak

Hanya saat bertemu Real Madrid, saya bisa menyaksikan permainan Barcelona. Tanpa Messi, rupanya anak asuh Xavi bermain mirip seperti Madrid. Dari gaya hingga penguasaan bola, sangat mirip.

Ancelotti mencoba mengubah alur serangan dengan mengganti pemain pada menit 60 ke atas. Nacho, Kross digantikan Mendy dan Rodrygo. Nama terakhir biasanya memiliki keberuntungan, apakah bisa mengubah skor?

Vini dan kawan-kawan ternyata masih saja kesulitan. Rodrygo pun masih belum menemukan bentuk permainan yang unik. Sekali lagi, Ancelotti memasukkan pemain pengganti.

Kini giliran Modric, Valverde dan Camavinga yang digantikan. Masuk Asensio, Tchouaemeni, dan Ceballos.

Keputusan pelatih semacam perjudian kala banyak punggawa utama pada diganti. Tujuannya benar sih, namun tidak terbukti. Ditambah keputusan wasit yang tidak mengesahkan gol Asensio yang dianggap offside.

Seakan pertandingan akan saling berbagi poin yang sudah melewati menit 90, petaka itu tiba juga setelah pemain pengganti masuk mencetak gol.

Adalah Franck Kessie yang sukses menghancurkan Real Madrid. Pemain yang masuk menit 77 menggantikan pencetak gol pertama mereka, Sergi Roberto, sukses memanfaatkan umpan dan mencatatkan skor dari dalam kotak pinalti.

...

Dengan kekalahan ini, posisi Madrid memang tidak berubah, yaitu tetap posisi kedua. Hanya saja, jarak poinnya semakin jauh dengan Barcelona yang jumlahnya menjadi 12 poin. Barcelona memimpin dengan 68 poin. Sedangkan Real Madrid hanya 56 poin. Sulit...sulit. 😭

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya