Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Puasa Tahun 2023

[Artikel 20#, kategori puasa] Saya tidak terlalu yakin jika puasa tahun ini bakal lancar. Pengalaman beberapa tahun berpuasa, semuanya bocor. Ditambah sekarang ini, kondisi tubuh sedang tidak enak. Entah kenapa batuk dan pilek jadi kombinasi yang mengkhawatirkan.

Tahun 2023, Pemerintah menentapkan 1 Ramadhan 1444 H jatuh pada hari Kamis tanggal 23 Maret. Dan bila mengecek google, puasa akan berakhir pada tanggal 20 April. Lebih awal dari puasa tahun lalu yang ditetapkan pada bulan April 2022.

Tidak sendiri

Alhamdulillah, bulan puasa tahun ini dijalani tidak sendiri di rumah. Keluarga si bungsu sudah di rumah yang jika tidak salah sudah hampir 1 tahun. Sahur pertama, meja makan juga terasa mewah. Biasanya hanya ditemani nasi plus mie kuah.

Meski perasaan sedikit lega soal makanan, tapi kejadian listrik bermasalah, khususnya bagian dapur sangat merepotkan. Apalagi sahur pertama. 

Mengikhlaskan saja

Saya tidak tahu mengapa mencintainya dulu jika mengingat sekarang yang terjadi pada diri saya. Sudah tidak dapat pemasukan lebih dari bulanan rumah, uang yang saya pinjamkan kepada dia masih belum dikembalikan.

Janjinya mau dibayar bulan ini setelah gajian tanggal 20 Maret. Namun hingga puasa tiba, saya jadi bertanya-tanya kenapa saya begitu mencintainya saat itu. 

Sepertinya saya akan mengikhlaskan saja uang saya tidak kembali. Jika uang itu menghapus dosa saya kepadanya, saya tidak akan mengambilnya kembali.

Apalagi suasananya dia sedang kedatangan keluarganya karena adiknya sudah wisuda. Raut wajah bahagia di atas penderitaan saya karena nggak punya uang lebih baik saya tahan saja.

Semoga puasa kali ini mengajarkan hal baik dan Tuhan mau membalas dengan cara lain. Siapa tahu ada rejeki di tempat lain. Uang saya kumpulkan dengan memeras pikiran memang sangat berharga. 

Konflik baru

Ketika saya masih mengkhawatirkan uang saya kapan kembali, saya malah kedatangan masalah baru yang sepertinya merugikan orang lain. Entah dosa apa yang Ayah saya lakukan sehingga anak-anaknya yang terkena dampak.

Sepertinya saya akan juga kena dampak meski bukan saya yang melakukannya. Membangun branding setengah mati, dihancurkan orang paling dekat dan sehati (keluarga). Apa yang saya khawatirkan sepertinya benar terjadi.

...

Selamat berpuasa bagi umat muslim. Tiap orang memiliki ceritanya masing-masing. Mungkin saya menderita, tapi mungkin orang lain bahagia. 

Saat menderita begini, hanya satu jawabannya yang pasti, yaitu bertahan saja. Orang yang kita sayangin hari ini, besok akan jadi musuh yang menyakiti. Percaya, esok hari adalah hari baru.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh