Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Puasa Tahun 2023

[Artikel 20#, kategori puasa] Saya tidak terlalu yakin jika puasa tahun ini bakal lancar. Pengalaman beberapa tahun berpuasa, semuanya bocor. Ditambah sekarang ini, kondisi tubuh sedang tidak enak. Entah kenapa batuk dan pilek jadi kombinasi yang mengkhawatirkan.

Tahun 2023, Pemerintah menentapkan 1 Ramadhan 1444 H jatuh pada hari Kamis tanggal 23 Maret. Dan bila mengecek google, puasa akan berakhir pada tanggal 20 April. Lebih awal dari puasa tahun lalu yang ditetapkan pada bulan April 2022.

Tidak sendiri

Alhamdulillah, bulan puasa tahun ini dijalani tidak sendiri di rumah. Keluarga si bungsu sudah di rumah yang jika tidak salah sudah hampir 1 tahun. Sahur pertama, meja makan juga terasa mewah. Biasanya hanya ditemani nasi plus mie kuah.

Meski perasaan sedikit lega soal makanan, tapi kejadian listrik bermasalah, khususnya bagian dapur sangat merepotkan. Apalagi sahur pertama. 

Mengikhlaskan saja

Saya tidak tahu mengapa mencintainya dulu jika mengingat sekarang yang terjadi pada diri saya. Sudah tidak dapat pemasukan lebih dari bulanan rumah, uang yang saya pinjamkan kepada dia masih belum dikembalikan.

Janjinya mau dibayar bulan ini setelah gajian tanggal 20 Maret. Namun hingga puasa tiba, saya jadi bertanya-tanya kenapa saya begitu mencintainya saat itu. 

Sepertinya saya akan mengikhlaskan saja uang saya tidak kembali. Jika uang itu menghapus dosa saya kepadanya, saya tidak akan mengambilnya kembali.

Apalagi suasananya dia sedang kedatangan keluarganya karena adiknya sudah wisuda. Raut wajah bahagia di atas penderitaan saya karena nggak punya uang lebih baik saya tahan saja.

Semoga puasa kali ini mengajarkan hal baik dan Tuhan mau membalas dengan cara lain. Siapa tahu ada rejeki di tempat lain. Uang saya kumpulkan dengan memeras pikiran memang sangat berharga. 

Konflik baru

Ketika saya masih mengkhawatirkan uang saya kapan kembali, saya malah kedatangan masalah baru yang sepertinya merugikan orang lain. Entah dosa apa yang Ayah saya lakukan sehingga anak-anaknya yang terkena dampak.

Sepertinya saya akan juga kena dampak meski bukan saya yang melakukannya. Membangun branding setengah mati, dihancurkan orang paling dekat dan sehati (keluarga). Apa yang saya khawatirkan sepertinya benar terjadi.

...

Selamat berpuasa bagi umat muslim. Tiap orang memiliki ceritanya masing-masing. Mungkin saya menderita, tapi mungkin orang lain bahagia. 

Saat menderita begini, hanya satu jawabannya yang pasti, yaitu bertahan saja. Orang yang kita sayangin hari ini, besok akan jadi musuh yang menyakiti. Percaya, esok hari adalah hari baru.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat