Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Bulan Puasa, Ritual Undangan BukBer Hotel Semarang

[Artikel 120#, kategori blogger] Satu sisi menyenangkan, satu lagi kadang buat mengkhawatirkan. Khawatir jarak lokasinya yang jauh, khawatir biaya yang dikeluarkan karena acara seperti ini hanya bersifat makan-makan saja. Sisi hotel, mereka menyelipkan promosi. Sedangkan kami, khususnya pemilik blog tidak ada biaya yang menutup ongkos.

Menyenangkan bukan melihat update stories Instagram saya yang beberapa hari terakhir selalu membagikan acara buka bersama di hotel-hotel Kota Semarang. Ya, saya diundang untuk makan di sana.

Bila lokasinya dekat, masih di Kota Semarang khususnya itu tak masalah. Yang masalah saat harus keluar dari Kota Semarang, seperti ke Kabupaten Semarang yang jarak tempuhnya bisa berjam-jam.

Menghormati

Saya mengerti bahwa tidak semua pemilik blog atau orang-orang yang bisa seberuntung saya untuk datang ke hotel, apalagi diundang. Ritual seperti ini sudah lebih 5 tahun berlangsung, wajar jika rasa hormat adalah bagian penting dari kegiatan seperti ini.

Masa kita mau cuekin saat undangan datang. Ditambah, yang ngundang kenal juga karena beberapa kali sering bertemu di tempat dan momen yang sama.

Sebenarnya bila berpikir materi atau ingin dibayar, pilihannya ada dan mudah, yaitu tidak perlu datang. Kasih alasan berbagai macam. Sudah deh, aman.

Branding dan konten

Sayangnya, tidak semudah demikian. Saya ingat awal-awal bagaimana rasa bangga saya bisa diundang atau diperhatikan karena profesi saya sebagai bloger. Di Kota Semarang, tentunya sangat banyak sekali orang-orang yang berkecimpung seperti saya. Lalu, mengapa saya yang terpilih.

Pertanyaan sederhana itu memberi efek bahwa saya tidak sekedar dihargai, tapi sedang berada di jalur sebenarnya sebagai seorang bloger. Undangan tersebut adalah cara membangun branding. Citra kita akan dilihat banyak orang yang akan selalu melekat ke depannya.

Selain itu, era sekarang berpikirnya lebih komplet. Apa-apa dijadikan konten. Beberapa orang mungkin ada yang menolak datang dengan alasan tidak menemukan jiwa jika diundang karena dapat mempengaruhi konten yang dibuat.

Namun pola pikir itu berbeda dengan saya yang sejak awal menjadikan blog sebagai profesi. Dalam dunia pemasaran, blog adalah salah satu alat yang dipakai. Khususnya pemasaran digital. Penempatan itu yang menjadikan seberapa penting keberadaan kita.

Branding dan konten, jadi satu hal yang saling melengkapi. Meski branding itu tidak sekedar selesai setelah diundang. Perjalanan mempertahankan jauh lebih susah ketimbang membangunnya seperti undangan saja.

...

Bulan puasa tahun ini, sudah ada 2 undangan yang datang sebelum hari puasa malah. Strategi menarik tentunya bila berpikir para pemilik blog akan membagikannya pengalamannya setelah diundang, dan pihak hotel dapat promosi gratis.

Ritual undangan bulan puasa akan selalu ada. Hanya saja menurut saya akan semakin susah apabila orang hotel yang mengundang sudah pindah tempat kerja. Atau juga, kebijakan hotel yang tidak menginginkan bloger ada dalam strategi pemasaran digital mereka. Ada lho yang gini.

Jadi, apakah dotsemarang layak untuk diundang?

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh