Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Futsal Selasa; Tidak Berbaur?

[Artikel 112#, kategori futsal] Saya pernah menuliskan bagaimana seseorang yang umurnya di atas 30 tahun akan merasa kesepian, apalagi keadaannya belum menikah. Cara menghiburnya salah satunya adalah nimbrung dalam olahraga, futsal semisalnya.

Itu beberapa tahun lalu jika tidak salah. Meski tujuannya mencari keringat dan aktivitas, pertemanan di sana tidak begitu dalam tahap level tinggi bagi saya. Mengapa?

Karena setelah futsal, saya tidak berbaur dengan mereka yang masih terus bertahan. Maksudnya masih duduk santai, berkomunikasi, bercerita hingga waktu tertentu.

Lebih memilih pulang

Selesai waktu bermain futsal yang hingga jam 10 malam, saya langsung memutuskan pulang saja usai beres-beres. Sebagian rekan lainnya, masih di pinggir lapangan. Entah sampai jam mereka duduk di sana.

Saya mungkin dianggap kurang bersahabat atau tidak ingin berteman. Atau malah cupu? Tidak, tidak. Saya lebih memilih pulang karena ingin tidur lebih cepat saja.

Mungkin yang belum tahu, jam tidur malam saya biasanya di bawah jam 8 malam. Alasannya karena saya harus beraktivitas (kerja) pada waktu dini hari, yaitu jam 2 atau 3 pagi.

Nah, futsal membuat saya harus keluar dari zona tidur biasanya. Apabila saya futsal hingga malam, jam tidur terganggu dan itu bakal berpengaruh pada produktivitas saya mengelola dotsemarang.

Bayangin, saya pulang futsal jam 10 malam. Sampai rumah sekitar setengah 11 malam. Beres-beres, santai sedikit, dan baru tidur antara jam 11 lewat hingga jam 12 dini hari.

Lalu, saya harus bangun lagi jam 2 pagi. Tapi karena futsal, saya beri dispensasi hingga jam 4 pagi. Jika dihitung-hitung, jam tidur saya sangat sedikit.

Selain buruk buat kesehatan, tidur sedikit itu mengganggu mood keseharian nantinya. Makanya jangan heran ketika dotsemarang tidak update seperti biasanya.

...

Sebagai orang yang berzodiak Cancer, saya senang berteman atau ngobrol. Saya menyukainya, tapi seiring umur bertambah, kebijaksanaan dalam diri saya untuk memilih dan memilah sangat tinggi.

Dulu mungkin saya akan menghabiskan waktu untuk berteman karena masa muda. Sekarang, saya harap lebih punya banyak waktu untuk menjadi orang baik (sehat).

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya