Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Hutang: Menolong yang Merugikan

[Artikel 11#, kategori belajar] Tahun 2023, masih saja saya seperti orang polos. Demi kata menolong dan perasaan tidak tega, akhirnya saya juga yang menderita. Kapan saya belajarnya untuk lebih tegas pada diri sendiri?

Satu lagi pembelajaran yang saya dapatkan, meski kena lagi, tahun ini. Jangan pernah mempercayai seseorang karena cinta atau hubungan darah yang mengatasnamakan hutang.

Orang-orang yang meminjam uang biasanya terdengar merengek dan mengeluarkan berbagai jurus agar yang dihutangi perasaannya luluh. Namun saat ditagih?

Semuanya jadi memble. Mendadak saja beragam alasan dimunculkan dari yang paling menyedihkan hingga membawa-bawa hubungan baik. Entah masa lalu atau hubungan darah.

Ini terakhir kalinya saya jadi orang baik sambil menunggu uang saya kembali. Tidak peduli keluarga sendiri atau orang yang pernah saya cintai, saya butuh uang saya kembali.

Tahun 2020, saya pernah menulis untuk menjauhi hutang. Kenapa malah harus jadi penagih hutang? Mereka ingin dimengerti dan dikasihani. Tapi tak pernah punya hati nurani bagaimana saya menjalani hari demi hari.

Apalah yang bisa diharapkan dari pekerjaan menjadi bloger ini? Setiap rupiah yang dikumpulkan, kenapa harus digunakan orang lain. Ah sial! Kenapa saya bukan dari keluarga yang kaya raya atau setidaknya pekerjaan saya luar biasa. Kesalahan saya sendiri rasanya.

Saat menulis ini, pikiran saya berkata 'betapa bodoh dan polosnya saya'! 

...

Beberapa waktu kemarin, seseorang meminta tolong kepada saya. Mengatakan betapa pilunya hidupnya dan tujuannya meminjam uang tentunya. Harus ada hari itu juga dan akan segera dikembalikan. Keadaannya, membuat saya luluh. Namun seminggu kemudian, saat ditagih??

Menolong yang merugikan!

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh