Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Kupu-kupu yang Indah, Ada Pertanda Apa?

[Artikel 115#, kategori catatan] Pagi itu, ada kupu-kupu yang hingga di dekat selokan. Ukurannya lebih besar dari kupu-kupu sebelumnya yang pernah saya ceritakan di sini. Sayapnya terlentang lebar dan sangat indah dilihat dengan mata. Apakah ada pertanda lagi?

Saya berhasil mengabadikannya karena saya pikir itu luar biasa momennya. Garis-garis di bagian sayapnya simetris dan dikombinasikan warna agak kecoklatan hitam dan merah.

2 Minggu kemudian

Gambar kupu-kupu ini diambil tanggal 28 Maret 2023. Tak ada kepikiran jika 2 minggu kemudian ada kabar jika pemilik rumah, keluarga bos besar, akan datang dan direncanakan berlebaran di Kota Semarang.

Sungguh itu kabar mengejutkan. Satu sisi bahagia tapi juga mengkhawatirkan. Maklum, rasanya ini kali pertama mereka berlebaran di sini (Semarang).

Perasaan campur aduk karena kesunyian yang biasanya jadi standar saat lebaran mendadak rame nantinya. Apalagi sekarang juga ada si bungsu dan keluarga kecilnya.

Jogja

Kepastian kedatangan bos besar atau keluarga utama datang ke Ibu Kota malah saya dapatkan infonya dari bukan keluarga. Cukup mengejutkan sebenarnya. Apalagi awalnya kepentingan ini lebih karena bisnis saja.

Ya, saya dikonfirmasi oleh orang lain bahwa bos besar pasti datang ke Semarang. Baiklah, saya lagi-lagi harus kembali was-was karena kedatangan ini dipastikan akan lewat bandara Jogja.

Itu artinya penjemputan tidak dilakukan di Kota Semarang. Saya kembali melakukan perjalanan panjang dari Semarang menuju Jogja.

...

Semakin ke sini, saya sadar jika kehadiran kupu-kupu selalu memberi arti. Khususnya orang-orang yang akan datang ke rumah. Percaya tidak percaya, saya mendapatkan pengalaman tersebut.

Apakah kamu juga percaya?

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya