Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Awal Bulan Maret, MU Menang Lawan West Ham di Piala FA

[Artikel 123#, kategori MU] Mengawali bulan Maret, kebahagiaan sudah menyelimuti dinginnya Kota Semarang yang kembali diguyur hujan. Cuaca masih tidak ramah, tapi untung Manchester United kembali menang dan lolos dari putaran kelima Piala FA Kamis dini hari tadi (2/3/23). Tanggal yang cantik, bukan!

Awal yang bagus, melanjutkan hasil raihan kemarin yang sukses menjuarai Piala Liga atau Carabao Cup. Saya masih belum menulis malah.

Semangat nonton lagi

Sudah beberapa pertandingan, semangat saya kembali menyaksikan tim bermain. Alasannya sederhana, melihat Casemiro.

Meski begitu, saya mulai tertarik dengan kehadiran Weghorst yang menjadi pemain depan. Perannya dianggap mirip Benzema karena tugasnya banyak membagi bola.

Seperti saat melawan West Ham, meski tidak mencetak gol, perannya sangat membantu terjadinya gol demi gol. Paling kelihatan saat Fred mencatatkan namanya sebagai pencetak gol terakhir yang diberi umpan olehnya.

Comeback again

Memulai pertandingan dengan menurunkan pemain yang sebelumnya tidak bermain di Carabao Cup, Erik tidak berkutik. Babak pertama harus dilalui tanpa gol alias skor kacamata (0-0).

Keputusannya semakin sulit ketika akhirnya mulai menurunkan beberapa pemain utama seperti Casemiro dan Rashford. Tim malah kebobolan menjadi 0-1 buat West Ham. Ya, itu gol indah dan sulit ditaklukkan De Gea.

Mungkin Erik semakin panik, pemain lainnya kembali dimasukkan seperti Martinez hingga Fred. Tidak lucu kan, baru saja merayakan piala pertama dengan suka cita, eh malah menderita karena kalah.

Situasi comeback mulai terjadi. Pemain belakang lawan malah mencetak gol bunuh diri setelah berada dalam skema tendangan sudut. MU bernafas lega, skor kembali imbang 1-1.

Situasi di lapangan semakin ketat, tim tentu sangat bersemangat membalikkan keadaan. Aneh memang Moyes tidak menyadari perubahan pada MU.

Akhirnya menjelang akhir babak kedua, Garnacho memecahkan kebuntuan dengan sepakannya ke sudut jauh dari jangkauan mantan kiper PSG, Areola.

Wajah-wajah pemain West Ham tentu berubah drastis. Bukan seperti itu situasinya yang selama 80 menit terus berusaha melakukan yang terbaik.

Tinggal hitungan menit dari menit 90, petaka kembali muncul. Konsentrasi pemain West Ham yang sudah pecah berhasil dimanfaatkan dengan baik.

Weghorst mendapatkan bola dan langsung membagikannya kepada Fred yang sedang berdiri bebas. Andai saja bola tidak menyentuh pemain bertahan West Ham, mungkin kiper bisa menggagalkannya. Tapi, sayang kenyataannya bola yang berubah arah tetap masuk dengan santai, eh pelan.

Wasit akhirnya meniup pluit babak kedua selesai dan pertandingan berakhir dengan lolosnya Manchester United ke babak berikutnya, 8 besar.

Hasil pengundian setelah pertandingan selesai beberapa waktu kemudian, MU dipastikan akan melawan Fulham. Lumayan, ketimbang ketemu Manchester City.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya