Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Indonesia Gagal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20

[Artikel 58#, kategori sepakbola] Bahkan, masuk Piala Dunia lewat jalur tuan rumah pun kita gagal. Kalimat tersebut saya kutip dari postingan di Twitter. Sedih rasanya kala mimpi itu akan tergapai, bahkan sudah di depan mata, malah buyar hanya dari kata-kata yang merugikan.

Topik panas ini terjadi menjelang akhir bulan Maret. Rencana besar mempromosikan Indonesia lewat kancah sepak bola, terutama talenta-talenta muda, harus pupus begitu saja.

Perbincangan panas terus bergulir seputar kegagalan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 di media sosial. Khususnya Twitter, sangat-sangat parah.

Mengubur mimpi

Bernafas sejenak membayangkan ke belakang saat saya pernah bermimpi menjadi pemain sepak bola profesional. Impian yang terus digenggam dengan semangat kerja keras terus menerus di lapangan.

Sayangnya, impian itu harus dikubur dalam-dalam karena dirasa semakin sadar bahwa itu sulit dilakukan. Karir saya mentok sebagai pemain semi pro yang pernah mencicipi bangku cadangan saat membela tim Ibu Kota Kalimanta Timur yang saat itu sedang berlaga di divisi pertama (bukan liga utamanya).

Saya merasakan betul bagaimana rasanya mimpi yang terkubur meski sudah bekerja keras. Sedih, menangis dan seolah dunia tidak adil dengan yang sudah saya lakukan.

Begitu juga pemain muda timnas yang mencoba menggapai tangga yang belum pernah digapai pemain Indonesia lainnya di era modern, yaitu ajang Piala Dunia.

Tidak sekedar bermain dengan melawan banyak negara dan menunjukkan kekuatan tuan rumah, tapi juga menarik perhatian pemerhati sepak bola luar negeri yang dapat membawa mereka pergi ke klub-klub di Eropa atau setidaknya, sesama benua Asia.

Noda yang tidak akan mudah dilupakan

Sejarah akan mencatat kegagalan ini sebagai sebuah momen yang tidak akan mudah dilupakan. Bagaimana aktor-aktor yang terlibat di dalamnya dan perjalanan yang menyakitkan bagi sebagian orang.

Sabar, mungkin hanya itu yang bisa dikatakan sekarang ini. Percayalah, kesempatan itu akan datang lagi. Siapa tahu, kan? Kita hanya perlu terus bertahan karena hari ini tidak akan sama dengan hari esok, lusa dan masa depan.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Jab Harry Met Sejal, Film India Tentang Pria yang Berprofesi Sebagai Pemandu Wisata

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun