Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s...

Hari Valentine Malah Jari Tangan Cedera

[Artikel 110#, kategori futsal] Ada-ada saja yang menimpa saat sudah di lapangan. Benar-benar tidak disangka, bola yang seharusnya mudah ditangkap, malah mengenai jari dan membuat sobek kulit dekat kuku. Alhasil, darah terus mengucur saat sedang bermain tanpa diketahui.

Futsal Selasa malam hari ini bertepatan dengan hari Valentine. Bukannya diberi kasih sayang, saya malah harus kasihan pada diri sendiri. Perih rasanya dan terpaksa keluar dari lapangan. Padahal masih semangat-semangatnya bermain.

Bola yang tidak terduga

Seperti yang saya tulis di awal, sebenarnya bolanya mudah ditangkap karena tidak begitu keras menuju saya yang sudah berdiri di depan gawang.

Hanya saja, bolanya yang melayang itu melewati pemain yang sedang berdiri tanpa bergerak. Saya replek dong dan begitulah yang terjadi.

Awal yang saya rasakan, jari jemari saya sakit. Itu sebuah kesalahan diri sendiri dan saya memakluminya begitu yang saya pikirkan.

Namun beberapa menit kemudian, ada darah di jemari saya di tangan sebelah kiri yang cukup banyak. Sakit yang seharusnya bisa saya tahan tidak akan membuat saya keluar lapangan. 

Namun karena ada sobek dan darah yang keluar, saat itulah saya memutuskan keluar lapangan dan minta diganti. Beberapa hari ke depan, saya akan pergi keluar kota lagi. Saya tidak ingin terjadi apa-apa pikir saya saat duduk sambil mengelap darah di jari tangan.

Tetap bermain hingga selesai

Apes banget hari ini memang (14/2). Meski begitu, saya tetap melanjutkan bermain tapi tidak sebagai kiper. Dengan tangan terbungkus handuk, saya berusaha menikmati momen di lapangan saja.

Sesekali melihat keadaan jari jemari yang rasanya tidak mau berhenti keluar darah. Tidak begitu besar sih sobeknya, namun kenapa keluar terus.

...

Saya harap baik-baik saja. Cedera yang dialami kali ini bukan dari situasi permainan atau pemain lawan. Saya sendiri yang melakukannya. Konyol kalau diingat kembali. 😅

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

Perjalanan Pulang Pergi ke Hotel The Wujil Resort & Conventions

Review Film Tum Bin 2 (2016)