Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Perjalanan Ke Blitar

[Artikel 107#, kategori aktivitas] Saya tidak menyangka bisa mengunjungi Blitar yang merupakan salah satu kota di provinsi Jawa Timur. Perjalanan ditempuh dengan kendaraan yang membuat saya terkagum-kagum karena tanpa hambatan. Alias lewat tol saja.

Ketika ajakan itu datang, saya baru pulang futsal. Rasanya sulit menolak karena si bungsu (pemilik rumah) juga tidak memberi pilihan kepada saya untuk menolaknya. Apalagi, ia dan keluarga kecilnya bakal kesulitan apabila bolak-balik sendirian menggunakan kendaraan pribadi.

Belajar dari akhir tahun kemarin saat pergi ke Bumiayu, anggap saja ini tantangan dan mendapatkan pengalaman baru. Toh, tidak ada salahnya memperkaya konten untuk dotsemarang.

5 jam lebih

Segala persiapan sudah disiapkan, termasuk pekerjaan yang harus dibawa karena akan menginap sehari di sana. Menjadi bloger memang salah satu keuntungannya seperti ini, bebas di mana saja. Asal!! Kondisi tubuh tetap fit dan lingkungan baru tidak mengganggu.

Karena berpergian dengan kendaraan pribadi, kami bergantian nyetir. Rutenya lebih panjang dari pada ke Jogja dan tentu saja, semua melewati jalan tol.

Saya baru ngeh setelah sekian lama tidak pernah bepergian. Dulu, mungkin saya merasa berat apabila melakukan perjalanan. Melewati kota-kota, kerumunan kendaraan dan jalan berkelok yang menghambat.

Namun setelah tiba di Blitar, Sabtu - 11 Februari, perjalanan begitu mulus. Prasarana yang dibangun luar biasa sehingga memangkas banyak keterbatasan. Apabila lelah atau mau buang air kecil, kami hanya perlu menuju rest area yang begitu terasa wah.

Persahabatan pria

Setelah menginap sehari, tujuan utama kami akhirnya sudah di depan mata. Sebuah pesta pernikahan yang terlihat berbudaya karena menggunakan ruangan ala Jogjlo.

Seseorang yang begitu penting bagi si bungsu yang membuat saya iri sebagai pria. Momen yang sakral yang mungkin hanya akan dilakukan sekali seumur hidup dan si bungsu tahu bagaimana memperlakukan sahabatnya.

Saya banyak sekali melewatkan momen seperti ini. Bahkan, pemilik rumah sebenarnya saat menikah, saya juga tidak berbuat apa-apa. Luar biasa perjalanan hari ini.

...

Selain mengunjungi Blitar karena acara, kami menyempatkan diri mendatangi Kediri yang punya landmarknya dengan bangunan raksasa di Simpang Lima Gumul. Lalu juga, mencoba kuliner soto yang direkomendasikan enak di sana.

Kami kembali dengan selamat sampai Kota Semarang. Saya tidak berdua saja, tapi dengan keluarga kecil si bungsu yang jumlah keseluruhannya di dalam kendaraan ada 4 orang.

Perjalanan keluar dari Kota Semarang memang selalu jadi tantangan tersendiri buat dotsemarang. Ini kali kedua saya harus bepergian dari kamar yang terasa nyaman. 

Mohon maklum apabila dotsemarang terbelengkalai beberapa waktu.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat