Catatan

Pria (Tidak) Percaya Diri

Gambar
Sesulit itukah menjadi pria yang memasuki kepala 40 yang sebentar lagi? Meski masih ada beberapa tahun tersisa, bukankah masih ada harapan? Ayolah, bisa bisa. Yuk, mari mulai kisah baru lagi. Apa kabarmu hari ini? Semoga baik-baik saja. Terkadang ingin mengatakannya seperti itu karena fisik memang baik-baik saja. Namun, sisi mental ternyata tidak baik-baik saja. Banyak persoalan yang dulunya dianggap sepele, sekarang terasa berat jika dipikirkan. Tidak percaya diri Tak banyak hal yang bisa saya ceritakan di-usia 36 tahun . Apakah tidak mengasyikkan atau hanya kedatangan penyakit malas untuk menulis? Rasa percaya diri saya seperti menghilang. Terutama soal hubungan dan pertemanan. Ketika orang terdekat saja bisa menyakiti, bagaimana dengan dua hal tersebut (hubungan dan pertemanan). Di usia 36 tahun, saya tertampar oleh kenyataan yang saya pikir sudah berjalan semestinya. Benteng terakhir saya, keluarga , sangat tidak masuk akal. Jika mereka saja bisa berbuat begitu, lantas apa yang mau

Barbershop Favorit Mendadak Naikkan Harga Pangkasnya

Selalu ada saja alasan untuk menjadi tidak menyenangkan saat merasa sudah nyaman. Saya pikir, sudah menetapkan hati karena kualitasnya membuat gaya rambut saya terlihat lebih baik. Sayangnya, mereka tidak melihat orang yang datang ke tempat mereka sebagai pelanggan. Lalu, apa?

Bicara bisnis, menaikkan harga karena ada permintaan yang banyak adalah hal biasa. Wajar, mungkin saja. Seperti rasa percaya diri karena dipikir mereka akan selalu dicari.

Tidak masalah awalnya

Saya ingin menempatkan diri saya sebagai pelanggan yang setia dan percaya bahwa di tempat tersebut adalah pilihan terbaik. Tidak masalah seperti gimana tempatnya atau karakter orang di dalamnya, toh hasilnya adalah keputusan yang juga sebagai penentu.

Pertama kali melihat harga promo masih 20 ribu, saya langsung klop. Apalagi melihat suasananya yang tidak cukup besar dan hanya mengandalkan rumah sebagai tempat bisnis.

Di dalamnya, banyak anak muda yang umurnya mungkin berada di bawah saya. Atau di atas saya, tidak jauh pastinya. Di usia mereka, saya angkat topi karena sudah bekerja dan menghasilkan uang.

Beberapa bulan kemudian, tarifnya naik. Perlahan tapi pasti, tidak begitu jauh waktu naiknya, mendadak saja harganya mirip dengan bisnis yang sudah punya nama dan banyak cabang.

Awalnya saya merasa tidak masalah. Toh, anak muda perlu didukung. Menunjukkan keseriusan mereka melayani pelanggan dan tidak membuang waktu saat di usia mereka yang seharusnya bersenang-senang.

2 bulan sekali

Karena harganya sudah begitu tinggi untuk ukuran saya, mau tidak mau sikap saya berubah. Dari yang awalnya mendukung, sekarang menjadi limbung. Hmm..limbung itu apa ya? Semacam terombang-ambing sepertinya.

Mereka tidak salah dalam sisi bisnis menaikkan harga. Yang jadi masalah adalah tipe konsumen atau pelanggan yang menginginkan harga murah tapi kualitas bagus. Ini yang ribetnya.

Pelanggan seperti saya ini yang mengikuti mereka dari harga promo, lalu naik dan naik, terasa membebani. Jika harganya mirip dengan merek sebelah yang sudah punya nama, mengapa saya tidak pergi saja.

Toh, yang diinginkan tidak begitu banyak untuk memangkas rambut. Apalagi gaya rambut saya itu-itu saja. Kenapa jadinya dihantam rata.

Akhirnya saya berdamai dengan diri sendiri sambil menunggu atau mencari-cari tempat lain sebagai alternatif. Bila jadwal pangkas rambut saya sebulan sekali biasanya, kali ini terpaksa diputuskan 2 bulan sekali.

Alasannya sederhana, saya ingin menghemat pengeluaran saya yang pendapatannya tidak seberapa. Perasaan sudah nyaman dengan merek tertentu untuk menggantinya rasanya sukar sekali. Tapi, keadaan keuangan memaksanya begitu. 

...

Saya mengerti mereka juga ingin berkembang dan maju. Namun caranya menaikkan harga yang sangat berdekatan waktunya itu tidak mengasyikkan. Apalagi saya sudah bertahun-tahun memakai jasa mereka.

Saya kira, hanya wanita yang perasaannya mudah berubah. Ternyata bisnis pun demikian. Tidak peduli seberapa loyalitas seseorang, karena pada akhirnya mereka pergi begitu saja. Semua ingin jadi lebih baik dan saya adalah bagian dari proses perjalanannya.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

The Crowned Clown, Drama Korea Kerajaan yang Bercerita Raja yang Bertukar Karena Wajah Kembar

Jab Harry Met Sejal, Film India Tentang Pria yang Berprofesi Sebagai Pemandu Wisata

Sifat Buruknya Pria 29 Tahun