Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Khawatir Rambut Rontok


[Artikel 31#, kategori Pria 30 Tahun] Meski saya dianugerahi rambut yang tebal, saya tetap khawatir dengan rambut yang rontok meski itu sedikit. Tiap mandi dan menggunakan Shampoo, saya melihat rambut saya berjatuhan saat membilasnya dengan air. Rambut merupakan aset berharga pria, terutama untuk bergaya. Atau mungkin saya saja yang terlalu khawatir.

Seharusnya saya lebih khwatir dengan masa depan. Siapa wanitanya, bagaimana mengurus anaknya, bagaimana membahagiakan keluarga dan seperti apa dana pensiun yang didapat. Stop, bila saya memikirkan ini bisa gila nantinya. Saya tahu, kok.

Ternyata kekurangan protein berdampak masalah rambut

Iseng-iseng mencari info lewat Google, saya baru tahu bahwa protein sangat berpengaruh juga terhadap rambut. Dan karena bila kita kekurangan protein, itu bisa berdampak pada rambut yang akhirnya menjadi rontok.

Menurut situs Vartikel.com (9/4/2017), rambut manusia memang terdiri dari protein. Bakan rambut mengandung hingga 90% dari protein. Protein juga penting untuk memperbaiki sel rambut. Oleh karna itu, kekurangan protein pada tubuh dapa menyebabkan rambut rontok. 

Salah satu sumber protein yang mudah didapat adalah telur, ayam dan ikan atau yang berasal dari tumbuhan. Namun buat saya yang paling mudah dijangkau adalah telur. 

Gara-gara mengetahui ini, saya jadi ingin mengkonsumsi telur secara rutin. Meski dampaknya juga, mungkin tergantung orangnya dan Shampoo serta pola makanan lain yang dikonsumsinya.

Mengapa saya begitu khwatir soal rambut?

Dengan usia saya saat ini (30), tentu saya sangat khawatir. Sangat berbeda dengan usia sebelumnya meski juga tetap khawatir. Apakah saya botak nanti, atau mirip seperti professor (botak ditengah). Tapi kekhawatiran itu tetap saja paling besar saat ini.

Kalau botak seperti pemain bola, mungkin itu tidak masalah karna mereka memiliki gaji yang super gede. Atau botak seperti professor, yang pemikirannya sangat mahal ketimbang uang yang diperolehnya.

Saya? Bagaimana saya nanti harus menjelaskan pada seseorang tentang rasa suka kepadanya. Gaji, tidak mungkin karna saya bukan PNS yang tiap bulan terjamin. Punya latar belakang pendidikan tinggi, ini tidak mungkin juga. Karena bloger tidak membutuhkan itu. Kecuali beberapa orang.

...

Memikirkan ini secara berlebihan tentu tidak baik juga. Yang ada nanti malah depresi, maunya ngelakuin sesuatu, yang tanpa sadar sudah menghabiskan waktu dan uang.

Postingan ini hanyalah untuk mengatakan bahwa saya khawatir tentang rambut saya saja saat ini. Dengan usia yang sebentar lagi menginjak 31 tahun, tentu sangat tidak menyenangkan bila harus terjadi.

Semoga ini hanya kekhawatiran saya saja. 
Gambar : Ilustrasi

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh