Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Pertama Kali Puasa Bareng Peserta Liga Blogger Indonesia


[artikel 46#, kategori LBI] Tahun ini merupakan yang pertama saya bisa merayakan bulan puasa bersama peserta Liga Blogger Indonesia. Maklum saja, kompetisi yang begitu panjang membuat kami terus terhubung satu sama lain. Seperti apa pengalaman pertama ini?

Banyak tantangan yang harus dihadapi selama puasa, tapi saya bersyukur bahwa peserta tetap semangat. Entah dengan cara apa saya harus membalas keringat mereka yang notabene kompetisi ini tidak memiliki kemewahan dari segi hadiah kepada mereka.

Saya bahagia meski penuh derita

Agak lebay menghubungkan 2 kata di atas, tapi itulah kalimat yang pas menggambarkan keadaannya. Saya sangat bahagia karna ada sesuatu yang bisa dikerjakan. Waktu saya tidak terbuang percuma dan pengetahuan saya semakin bertambah dengan adanya tulisan yang mereka publish.

Seperti seorang penjelajah atau bahasa kerennya traveling, membaca tiap postingan dari mereka, seperti saya berada di tempat mereka. Dari Kalimantan, pindah ke pulau Sumatra. Dari Jogja, pindah ke Bandung. Dan begitu seterusnya tiap minggu.

Tapi saya juga harus berkata apa adanya juga bagaimana saya cukup menderita di sini meski mungkin saja para peserta ada yang lebih menderita dari saya. Tak perlu saya ceritakan, takutnya lebay jadinya.

Saya ucapkan terima kasih dan selamat puasa

Dengan sangat tulus, saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas waktu dan semangatnya yang tak pernah padam. Saya pikir selama menjadi bloger, inilah pekerjaan saya yang saya anggap paling luar biasa. Memanage kompetisi dan tetap memberikan kontribusi.

Selamat berpuasa, mohon maaf lahir dan batin. 
Sekali lagi, saya senang bisa merayakan bulan puasa bersama kalian.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya