Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Pertama Kali Puasa Bareng Peserta Liga Blogger Indonesia


[artikel 46#, kategori LBI] Tahun ini merupakan yang pertama saya bisa merayakan bulan puasa bersama peserta Liga Blogger Indonesia. Maklum saja, kompetisi yang begitu panjang membuat kami terus terhubung satu sama lain. Seperti apa pengalaman pertama ini?

Banyak tantangan yang harus dihadapi selama puasa, tapi saya bersyukur bahwa peserta tetap semangat. Entah dengan cara apa saya harus membalas keringat mereka yang notabene kompetisi ini tidak memiliki kemewahan dari segi hadiah kepada mereka.

Saya bahagia meski penuh derita

Agak lebay menghubungkan 2 kata di atas, tapi itulah kalimat yang pas menggambarkan keadaannya. Saya sangat bahagia karna ada sesuatu yang bisa dikerjakan. Waktu saya tidak terbuang percuma dan pengetahuan saya semakin bertambah dengan adanya tulisan yang mereka publish.

Seperti seorang penjelajah atau bahasa kerennya traveling, membaca tiap postingan dari mereka, seperti saya berada di tempat mereka. Dari Kalimantan, pindah ke pulau Sumatra. Dari Jogja, pindah ke Bandung. Dan begitu seterusnya tiap minggu.

Tapi saya juga harus berkata apa adanya juga bagaimana saya cukup menderita di sini meski mungkin saja para peserta ada yang lebih menderita dari saya. Tak perlu saya ceritakan, takutnya lebay jadinya.

Saya ucapkan terima kasih dan selamat puasa

Dengan sangat tulus, saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas waktu dan semangatnya yang tak pernah padam. Saya pikir selama menjadi bloger, inilah pekerjaan saya yang saya anggap paling luar biasa. Memanage kompetisi dan tetap memberikan kontribusi.

Selamat berpuasa, mohon maaf lahir dan batin. 
Sekali lagi, saya senang bisa merayakan bulan puasa bersama kalian.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh