Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Futsal : Kembali Main Hari Kamis

[Artikel 106#, kategori futsal] Akhirnya kembali lagi bermain hari Kamis setelah beberapa bulan absen tidak hadir. Ya, semenjak cedera saya memutuskan bermain sekali seminggu saja tiap hari Selasa. Keputusan kembali bermain hari Kamis selain ajakan lagi, juga karena dirasa lutut sepertinya baik-baik saja.

Ternyata main hari Kamis sekarang durasinya sama seperti hari Selasa, sama-sama 3 jam. Eh, atau saya saja yang lupa. Nggak deh, dulu main dari jam 7 sampai jam 9 saja. Sekarang sampai jam 10 malam.

Wajah-wajah baru

Berasa orang baru ketika tiba di sana karena sudah lama tidak bertemu. Hal pertama yang saya kabarin adalah cedera sebagai alasan kenapa tidak pernah datang lagi.

Meski kondisinya sudah baik pun, saya memilih membatasi diri. Dua kali seminggu itu terasa berat, makanya main futsal sebulan terakhir saya habiskan di hari Selasa.

Waktu yang ditunggu tiba juga, saya sudah berada di bawah mistar gawang. Semoga tidak apa-apa pikiran saya berkata dengan waswas. 

Banyak wajah-wajah baru yang terlihat, terutama pemain yang dibawa pak Dosen. Sepertinya mereka adalah mahasiswanya. Pak Dosen memang selalu baik kepada mahasiswanya.

...

Ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Alhamdulillah, semua baik-baik saja. Meski permainan terakhir tim yang saya bela kena bantai oleh para mahasiswa yang dari beberapa permainan awal, mereka sering kalah.

Mari pulang, dan beristirahat.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat