Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Plot Twist : Izin Nikah

[Artikel 26#, kategori keluarga] Dari sekian kisah yang terjadi setahun belakangan, saya tidak menyangka akan mendapat kabar ini. Suara beliau yang awalnya nyaring lewat telepon, berubah pelan dan memohon izin. 'Bapak ingin nikah lagi, boleh ya?'

Seketika perasaan saya campur aduk, mengingat ini baru 100 hari almarhum Ibu. Namun dengan mudahnya saya mengatakan 'terserah Bapak'.

Plot Twist

Manusia tidak akan pernah bisa berubah, saya percaya itu. Sebaik apapun dia berjuang dan terlihat berbeda, nyatanya hanya menunggu waktu saja.

Tahun 2022 adalah tahun paling menyedihkan dalam hidup saya mengenai keluarga. Dua adik yang nggak jelas apa yang dilakukan, Ibu yang sudah berjuang tapi tetap harus berpulang dan sekarang, pria yang menjadi suami si Ibu mendadak izin nikah.

Apakah saya harus bahagia karena akan bertemu Ibu baru dan memiliki adek lain di umur sekarang? Entah apa yang dipikirkan si Bapak yang alasannya menikahi seorang wanita yang telah memiliki anak (janda).

Saya sangat menderita dengan perasaan yang tidak bisa berbuat apa-apa. Tidak punya uang disaat genting, dan tidak berada di samping keluarga saat suasana penting.

Adik-adik saya terus berulah sampai berani berbohong kepada kakaknya yang sedang berjuang ingin melepas masa lajang dengan rajin menabung. Apalagi umur yang sudah tidak matang, ada saja yang kelakuan yang membuat pusing tujuh keliling.

Dari sekian situasi dan masalah yang silih berganti datang, kabar si Bapak yang menikah lagi seperti sebuah cerita film yang tidak disangka-sangka.

Tapi, sebagai laki-laki, mungkin berpikir itu wajar. Apalagi si Bapak mungkin menderita dan kesepian. Namun sebagai anak, entah kenapa keputusan tersebut terasa menyesakkan.

...

Andai saya diberi kesempatan kedua seperti cerita di komik-komik, saya ingin memutar waktu. Membawa informasi masa depan saat saya terbangun menjadi diri saya sewaktu kecil.

Saya tidak ingin kejadian di masa depan berulang kembali. Saya ingin membahagiakan Ibu dan adik-adik saya. Membuat jalan terbaik buat mereka.

Sayangnya, itu hanya imajinasi saja. Mari doakan si Bapak dan keluarga agar tetap bahagia. Sehat selalu buat kita semua.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat