Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Menjadi Pelaku Perselingkuhan

[Artikel 73#, kategori Cinta] Ini yang terjadi bila menganggap mantan masih bisa berteman. Satunya masih ngarep, lainnya hanya ingin mendapatkan keuntungan. Saya tak menyangka mengkhianati sikap saya sendiri karena hubungan ini.

Ini jadinya cerita lucu bila dipikir sekarang. Sebagai warga Cancer, saya adalah orang yang menganggungkan kesetiaan. Saat dalam status berhubungan, saya tidak ingin berselingkuh meski godaannya juga besar. Setia harga mati pikir saya.

Pelaku perselingkuhan

Perlahan namun pasti, hubungan baik saya dengan mantan yang kembali terjalin malah berakibat kurang baik. Mantan saya sudah punya pasangan dan malah ingin jadi pasangan yang setia.

Omongannya yang keluar dari bibirnya membuat saya iri sama kekasih mantan saya. Sesuatu yang saya ingin dengar juga saat dulu masih berhubungan dengannya. 

Kesetiaannya yang selalu diagung-agungkannya tanpa sadar membuat saya malah menjadi pelaku perselingkuhan. Bagaimana tidak, saya yang masih menganggap mantan adalah wanita terbaik, membuat saya ingin terus bersamanya.

Pada akhirnya, saya bukanlah korban peselingkuhan. Malah sebaliknya, saya yang membawa hubungan yang sudah using menjadi masih saling sayang. 

Tidak dipungkiri, rasa itu masih ada. Sekuat apapun mental mantan saya, ia tentu masih manusia yang masih tergoda. Ia lupa apa yang dikatakan sebelumnya yang begitu mencintai kekasihnya sekarang.

...

Saya merasa bersalah sendiri dan tidak percaya bahwa adalah orang terjahat diantara hubungan orang lain. Meski begitu, saya melihat mantan belum berubah sama sekali soal sikapnya. Meski sudah punya pasangan, ia masih bisa berteman dengan beberapa pria lain (maksudnya bisa jalan atau nongkrong).

Benar-benar lucu kisah hubungan saya. Sekarang, kami kembali menjadi orang asing. Dia mungkin kembali sadar dan seperti biasa memblokir aksesnya.

Bisakah kita tetap saling terhubung untuk kondisi yang saling menguntungkan?

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya

Blog Personal Itu Tempat Curhat