Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

16 Tahun, Salut!

[Artikel 13#, kategori komunitas] Butuh hati yang besar agar tidak tenggelam dalam perkembangan zaman. Perjalanan 16 tahun tidaklah sangat mudah untuk sebuah komunitas. Saya menaruh hormat untuk mereka yang masih bertahan.

Bulan Oktober, komunitas blogger tertua di Kota Semarang, Loenpia.net, berusia 16 tahun. Ucapan selamat lewat dari salah satu anggotanya yang ada di Facebook. Saya mengenal beliau dan saling terhubung di aplikasi biru tersebut.

Salut!

Dibalik ucapan 16 tahun tersebut, ada sosok yang luar biasa. Saya merasakan betul bagaimana jadi seseorang yang masih bertahan atas nama masa lalu yang diperjuangkan.

Banyak orang-orang bertumbangan dalam satu perjalanan. Meski masih ingat pun, rasanya hati sudah tidak seperti dulu saat tertawa maupun berduka bersama.

Saya benar-benar salut buat orang yang masih bertahan dan tetap mengucapkan selamat. 

Meski terasa sepi, ada pun hanya sekedar instalasi, orang tersebut tetap melakukannya. Baginya ucapan adalah rasa cintanya yang konsisten.

Tidak peduli bahwa ia kini sendirian. Yang terpenting bahwa ia sangat bangga atas apa yang sudah diraih lewat nama tersebut.

Gersang

Komunitas, entahlah apa yang mau diharapkan. Dalam postingan beliau, orang-orang sudah beralih tempat yang lebih cepat. Tidak perlu berkumpul atau bercerita saat bertemu, toh, ada aplikasi perpesanan yang menghubungkan mereka.

Saya jadi iri sendiri. Meski baru 11 tahun, nasib dotsemarang juga hampir sama. Bedanya, saya tidak punya komunitas di aplikasi perpesanan. Tapi tetap saja saya bangga dengan nama ini. Saya bukan saja mempertahankan, tapi tetap menjaganya agar tidak padam.

Berbeda dengan mereka, meski situsnya tetap aktif, di sana sudah terasa gersang. Beberapa anggotanya juga sudah tidak rutin menulis lagi. Termasuk beliau yang mengucapkan.

...

Di usia ke-16 tahun, beliau tetap mengucapkan selamat ulang tahun. Terasa menyenangkan membacanya, tapi juga terasa terenyuh karena beliau tidak menjadi seperti yang lainnya. Lebih baik tidak peduli dan mengakhirinya saja.

Salut buat beliau. Terima kasih mengajarkan betapa pentingnya dedikasi dan berbesar hati. Hormat!

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh