Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Recovery

[Artikel 35#, kategori kesehatan] Tidak menyangka efeknya lebih berat dari sebelumnya saat selesai mengikuti kegiatan famtrip. Butuh 2 hari tubuh ini kembali normal. Semoga besok (awal bulan), saya sudah siap kembali menyapa datangnya bulan baru.

Saya sampai di rumah Jumat malam (29/10) menggunakan ojek online si Maxim. Perjalanan sedikit menegangkan karena jalurnya menurun dari Semarang atas ke Semarang bawah. Dan driver-nya nggak santai membawa kendaraan. Mungkin biasa baginya, tapi tidak dengan saya yang membawa beberapa barang.

Apalagi jarak antara kantor Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang sudah hitungannya luar kota. Jadi tidak heran ongkos transportasi lebih mahal dari perjalanan dalam kota.

Kamu tahu, uang transportasi sebagai biaya kompensasi mengikuti kegiatan hanya tinggal beberapa ribu. Bolak-balik sudah menghabiskan 90 ribu lebih dan sisanya hanya bisa buat beli obat masuk angin.

Recovery

Hal pertama yang saya pikirkan sebelum mengambil bantal guling sebelum tidur adalah minum obat pencahar 'Laxing'. Dua hari berkegiatan, banyak makanan masuk dan proses pembuangan isi perut tidak lancar.

Bangun di akhir pekan kali ini hanya mampu berdiam diri. Tidak ada aktivitas bersepeda. Hanya menyelesaikan tugas-tugas yang sudah rutin dilakukan, seperti update blog, media sosial dan buat konten di platform lainnya.

Minum jahe hingga menambah dosis vitamin B lewat minuman energi terus saya lakukan selama dua hari (Sabtu-Minggu). Tapi tetap saja, tubuh masih terasa lelah.

Ditambah malam minggunya saya bangun di awal karena menyaksikan pertandingan Manchester United. Syukurlah menang, jika tidak saya bisa kesel sendiri bawaannya. Saya bangun setengah satu malam dan setelah itu langsung beraktivitas.

Minggu siang, saya masih menyempatkan tidur siang. Sama seperti hari Sabtu, tapi tetap saja tubuh ini seperti tidak ada tenaganya. Bersepeda pagi hari di hari Minggu pun enggan dilakukan, apalagi ban masih kempes.

Recovery atau pemulihan selama dua hari benar-benar begitu berat. Apakah ini faktor umur atau kurang istirahat saja. 

Terima kasih Tuhan, badan ini masih  dijaga dan tetap diberikan kesehatan. 

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh