Catatan

Pria (Tidak) Berharga

Gambar
Saya melihat teman lama yang perutnya membuncit sedang menggendong anaknya. Terlihat senyumnya yang lepas seakan mengatakan bahwa dialah yang paling bahagia di dunia ini. Sebuah pesan kepada para lelaki bahwa ia sudah tiba digaris akhir seorang pria sukses. Lalu, kapan kamu? Entahlah, saya juga bingung mengapa saya berjalan tidak pada semestinya seperti para pria lainnya yang kerap kali membagikan momen-momen bahagianya dengan pasangan dan anak kesayangannya. Memiliki istri yang rupawan, apalagi setia, cakep tuh disebut keluarga kecil yang bahagia. Inilah kekurangan pada diri saya yang mengaku hebat dalam konsistensi, tapi sulit ekonomi. Pria (tidak) berharga Saya kembali memulai perjalanan baru sebagai pria yang kini menginjak usia 38 tahun. Apa yang akan terjadi sepanjang tahun, saya harap itu sangat berharga.  Di umur sekarang ini, saya percaya bahwa 'laki-laki sukses ada keluarga dibelakangnya yang hebat'. Saya merenung sesaat, andai saja saya bisa kembali mengulang waktu s

Gara-gara Radang tenggorokan, Tidak Minum Kopi

[Artikel 33#, kategori kesehatan] Sudah beberapa hari ini tidak minum kopi. Saya bukan kecanduan atau penggemar kopi sebenarnya, hanya saja untuk bekerja di depan laptop, khususnya menulis, saya membutuhkannya. Karena radang, terpaksa putar haluan.

Ini adalah radang tenggorokan kedua yang saya dapatkan semenjak masa pandemi. Selain kesulitan menelan, juga berakibat ke bagian tubuh lain, seperti kelapa pusing atau bahkan demam.

Entah bagaimana saya mendapatkan radang kali ini. Saya mencoba melihat ke belakang, apa saja yang saya makan. Gorengan? Tidak. Sambel mungkin iya. Minum air dingin sehabis futsal, atau sudahlah.

Ada yang hilang

Saya baru tahu jika radang tenggorokan juga bisa didapatkan karena virus. Yang mengkhawatirkan adalah covid-19 juga salah satunya. Tapi saya terus berpikir positif, radang mungkin dari salah makanan yang saya konsumsi.

Kopi adalah salah satu jenis minuman yang saya pernah baca patut dihindari dulu saat sedang kena radang tenggorokan. Dan saya percaya itu, meski ada artikel baru yang mengatakan kopi tidak ada dalam daftar penyebab radang.

Beberapa hari tanpa kopi seperti ada yang hilang. Setiap bekerja depan laptop, dini hari, pagi, sore/malam, selalu ada kopi yang jadi penyemangat.

Kopi yang dikonsumsi juga hanya porsi sedikit. Hanya membuat konsentrasi bertahan kurang dari 1 jam, setelah itu, dipastikan saya sudah sedang dalam mood baik untuk mengerjakan proses menulis.

Karena radang tenggorokan bisa disembuhkan dengan konsumsi minuman yang ada jahenya, porsi kopi terpaksa saya ganti dulu dengan jahe. Meski melegakan tubuh, tetap saja menghilangkan kebiasaan masih sangat sulit.

Cepat sembuh tubuh ini. Karena saat tubuh tidak baik-baik saja, produktivitas benar-benar terganggu. Sekecil apapun itu. Bulan September masih panjang, saya harap dapat memaksimalkan waktu yang diberikan. 

...

Ini adalah radang tenggorokan kedua tahun ini. Bahkan kali ini juga datang dengan maag, ya benar berarti ini karena makanan yang dikonsumsi.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkenalan dengan Istilah Cinephile

[Review] One Day, Film Korea Tentang Pertemuan Pria dengan Wanita Koma yang Menjadi Roh