Catatan

Pria Tidak Berdaya

Gambar
Selamat bertambah usia untukku. Di tengah perayaan sederhana yang kuhidupkan lewat tulisan ini, aku memilih tema “Pria Tidak Berdaya” sebagai cermin perjalananku. Bukan untuk meratapi nasib, tapi untuk memeluk kejujuran—tentang diriku, tentang hidup, dan tentang harapan yang masih kugenggam erat meski kadang terasa rapuh. Dalam bahasa Indonesia, “berdaya” berarti punya kekuatan, kemampuan, atau kemauan untuk menghadapi hidup—entah itu menyelesaikan masalah, mengejar mimpi, atau sekadar bangun dari tempat tidur dengan semangat.  Tapi di usia ini, aku merasa berada di sisi sebaliknya: tidak berdaya. Bukan karena aku menyerah, tapi karena hidup terasa seperti permainan yang aturannya terus berubah, dan aku sering kehabisan napas untuk mengejar. Hampa di Tengah Keramaian Di usia 39, aku melihat banyak pria seusia ku hidup dalam ritme yang sepertinya lebih “hidup”. Mereka punya pekerjaan yang memberi kepastian—gaji bulanan yang datang tanpa drama, hanya perlu mengatur apa yang masuk ke ...

Gara-gara Radang tenggorokan, Tidak Minum Kopi

[Artikel 33#, kategori kesehatan] Sudah beberapa hari ini tidak minum kopi. Saya bukan kecanduan atau penggemar kopi sebenarnya, hanya saja untuk bekerja di depan laptop, khususnya menulis, saya membutuhkannya. Karena radang, terpaksa putar haluan.

Ini adalah radang tenggorokan kedua yang saya dapatkan semenjak masa pandemi. Selain kesulitan menelan, juga berakibat ke bagian tubuh lain, seperti kelapa pusing atau bahkan demam.

Entah bagaimana saya mendapatkan radang kali ini. Saya mencoba melihat ke belakang, apa saja yang saya makan. Gorengan? Tidak. Sambel mungkin iya. Minum air dingin sehabis futsal, atau sudahlah.

Ada yang hilang

Saya baru tahu jika radang tenggorokan juga bisa didapatkan karena virus. Yang mengkhawatirkan adalah covid-19 juga salah satunya. Tapi saya terus berpikir positif, radang mungkin dari salah makanan yang saya konsumsi.

Kopi adalah salah satu jenis minuman yang saya pernah baca patut dihindari dulu saat sedang kena radang tenggorokan. Dan saya percaya itu, meski ada artikel baru yang mengatakan kopi tidak ada dalam daftar penyebab radang.

Beberapa hari tanpa kopi seperti ada yang hilang. Setiap bekerja depan laptop, dini hari, pagi, sore/malam, selalu ada kopi yang jadi penyemangat.

Kopi yang dikonsumsi juga hanya porsi sedikit. Hanya membuat konsentrasi bertahan kurang dari 1 jam, setelah itu, dipastikan saya sudah sedang dalam mood baik untuk mengerjakan proses menulis.

Karena radang tenggorokan bisa disembuhkan dengan konsumsi minuman yang ada jahenya, porsi kopi terpaksa saya ganti dulu dengan jahe. Meski melegakan tubuh, tetap saja menghilangkan kebiasaan masih sangat sulit.

Cepat sembuh tubuh ini. Karena saat tubuh tidak baik-baik saja, produktivitas benar-benar terganggu. Sekecil apapun itu. Bulan September masih panjang, saya harap dapat memaksimalkan waktu yang diberikan. 

...

Ini adalah radang tenggorokan kedua tahun ini. Bahkan kali ini juga datang dengan maag, ya benar berarti ini karena makanan yang dikonsumsi.

Artikel terkait :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pria Tidak Berdaya